MENERIAKKAN HOSANA ATAU KECEWA PADA DIA?
Kerinduan orang Yahudi adalah melepaskan diri dari penjajahan Pemerintah Romawi. Mereka punya harapan ada seorang yang datang sebagai Raja, membebaskan mereka dari belenggu itu. Ironisnya, sekalipun Yesus telah menunjukkan tanda-tanda Kemesiasan-Nya, orang Yahudi tetap tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan.
Herannya, masih ada sebagian orang yang menghargai Yesus dan mengalami cinta-Nya. Di satu sisi ada kelompok yang tidak menyukai dan membenci Yesus. Di sisi lain ada sekelompok orang yang justru berharap kepada Yesus dan menyambut kedatangan-Nya.
Kalau saya ada di tengah-tengah mereka, saya kira saya juga akan bingung. Mau ikut para petinggi agama yang sudah dari abad ke abad dihargai dan dituakan untuk memahami tentang Allah dan mengajarkannya kepada umat, atau percaya kepada Yesus, seorang anak muda yang mengadakan banyak mujizat di atas keledai muda ini? Aduh bingung! Mau meneriakkan hosana dan berharap berkat dari Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel, atau mau ikut-ikutan dengan ahli taurat dan orang Farisi?
Di masa kini, saat keadaan kita enak, kita dengan mudahnya meneriakkan haleluya dan hosana. Tapi saat keadaan kita tidak menyenangkan, saat tidak ada orang yang memuliakan atau menghargai kita, saat tidak ada seorangpun yang bisa kita percaya, saat ketetapan Tuhan hanya terasa sebagai formalitas belaka dan semakin menyiksa kita di dunia, apakah kita tetap bisa melambaikan palem buat Dia yang sedang dan akan datang?
Mari merenung, menghitung semua kebaikan Tuhan dalam hidup kita dan membuka hati buat Roh Kudus bekerja menyapa kita. Diakah sungguh Raja di hati kita? Atau sekadar lewat di dalam hidup kita bagai seekor keledai muda ditunggangi seorang pemberi mujizat?
Doa: Bapa di Sorga, kami ingin mengambil keputusan untuk hidup sesuai ketetapan Tuhan, percaya dan mempercayakan hidup kami kepada-Mu dan memuliakan Engkau di keseharian kami dalam segala keadaan. Jangan biarkan kami melihat keledai yang Kau tunggangi, tapi Engkau sendiri sebagai Tuhan dan Raja kami. Dalam Kristus Tuhan kami. Amin. (RJS)
1 Comment
Manusun S
Maret 24, 2024 - 6:06 pmTerima kasih atas renungannya, cukup mendalam. Tuhan Yesus memberkati