Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! (Mzm. 51:3)
Seorang sahabat menitikkan air mata ketika ia berbagi kisah. Rupanya di balik kenyataan hidupnya yang tampak sukses hari ini, banyak yang tidak mengetahui bahwa hidupnya dahulu begitu sulit. Ia bahkan terlibat dalam beberapa kejahatan. “Namun, Tuhan baik,” katanya. Ia dipulihkan, bahkan diangkat tinggi oleh-Nya.
Daud adalah raja Israel yang masyhur. Bukan karena ia sosok sempurna dan hebat. Alkitab mencatat kekurangannya. Salah satunya adalah ketika ia mengambil istri Uria. Bahkan, Daud merancang kejahatan begitu rupa atas Uria demi Batsyeba. Namun, setelah ditegur Tuhan melalui Natan, Daud mengaku dosanya di hadapan Tuhan. la sadar akan pelanggarannya dan senantiasa bergumul dengan dosanya. Daud tampaknya memiliki hasrat seksual yang lebih karenanya dia terus bergumul. la mau mengaku, jujur di hadapan Tuhan, memohon pengampunan dan pemulihan serta terus berjuang. Daud tahu bahwa apa yang ia lakukan itu salah sehingga ia mau datang memohon pengasihan Tuhan.
Tuhan memang penuh kasih setia. la mau mengampuni dan memulihkan kita. Namun, kita harus belajar seperti Daud untuk berani jujur, mengaku dan berjuang meninggalkan kesalahan. Tuhan pun bisa mengubah pengalaman buruk itu untuk mendatangkan kebijaksanaan. Melaluinya kita bisa diangkat tinggi oleh Tuhan, juga seperti Daud yang terus dipakai oleh Tuhan. Ketika mendapati diri kita penuh dengan dosa, datanglah dan memohon belas kasih dan pengampunan. [Pdt. Hariman Pattianakotta]
REFLEKSI:
Allah kita adalah Allah yang bersedia mendengarkan setiap pengakuan akan kelemahan dan keberdosaan kita. la mau mengampuni dan membarui kita.
Ayat Pendukung: Hab. 3:2-13; Mzm. 51:1-12; Yoh. 12:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.