PERCAYA KEPADA TUHAN BERBEDA DENGAN PERCAYA KEPADA MANUSIA.
Percaya itu berarti mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata. Sejak kecil seorang anak belajar untuk percaya kepada orangtuanya. Percaya bahwa orangtuanya sayang kepada dia, percaya bahwa orangtuanya menerima dia apa adanya, percaya bahwa orangtuanya mengampuni dia dan menempatkan dia menjadi yang utama dibandingkan kebutuhan diri orangtua itu sendiri.
Kepercayaan itu tidak dibangun hanya dalam sehari. Perlu pengalaman gagal, berhasil, sedih dan senang, sakit maupun sehat sehingga seorang anak bisa percaya kepada orangtuanya dalam segala keadaan. Kepercayaan pada orangtua yang sangat krusial adalah saat seorang anak mengalami pengalaman gagal, susah, sedih, sakit atau mengecewakan orangtuanya. Disitulah justru kepercayaan terbentuk menjadi sempurna.
Apa gunanya seorang anak percaya kepada orangtuanya? Menurut Erik Erikson, itu adalah dasar dari kecerdasan sosial seorang anak dan dewasa. Tanpa modal percaya di dalam dirinya, sulitlah ia percaya kepada orang lain, apalagi kepada Tuhan yang tidak kelihatan.
Tuhan mengingatkan dalam bacaan kita hari ini, bahwa Tuhan datang ke dalam dunia dengan cinta-Nya, bukan untuk menghakimi dunia tetapi untuk menyelamatkan dunia (Yoh 3:17). Rupanya itulah modal Bapa yang penuh cinta itu mencintai kita dan membuat kita bisa belajar percaya kepada-Nya.
Apakah Saudara sudah percaya kepada Tuhan dengan sepenuh hati? Apakah Saudara sudah percaya sungguh-sungguh kalau Tuhan ada saat Saudara sakit, susah, sengsara dan menderita? Dia bukan hanya sekadar ada, tapi Dia menyelamatkan kita dan memanggil masuk dalam terang-Nya dan menjadi terang.
Jadi, percayalah dengan hati kita karena pengalaman-pengalaman kita telah membuktikan bahwa Dia ada dan Dia bekerja di titik-titik terendah kita dan bukan hanya di titik terbaik kita. Tuhan pasti membukakan mata kita!
Doa: Bapa di Sorga, bukakan mata hati kami untuk memandang pada Tuhan yang mencintai kami semua dengan cara yang ajaib. Mampukan kami melihat kasih-Mu yang besar itu dan hanya percaya kepada-Mu. Dalam Kristus Tuhan kami. Amin. (RJS)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.