Hidupnya berbeda dengan cara hidup orang kebanyakan di masa itu, bukan karena dia nyentrik tapi karena ia memilih untuk menghidupi apa yang ia percayai. Perkataan yang diserukan dengan berani memuat kritik yang tajam. Ia menempatkan diri dengan cara hidup mencerminkan seorang saksi iman. Banyak orang terkagum-kagum dengan perkataan dan tindakannya. Banyak pula orang menjadi percaya dengan pemberitaan yang disampaikan. Namun ia menyadari bahwa ia hanya seorang yang membawa pesan. Di balik segala kekaguman yang muncul ia tidak mau tenggelam dan mengambil tempat kemuliaan bagi Dia yang pantas mendapatkannya yaitu Sang Mesias yang akan hadir. Ia sangat menyadari betul, ia adalah orang dipakai Allah untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias dan ia bukan Mesias itu sendiri. Ia memancarkan terang tapi dia bukan terang itu. Ia sedang bersaksi tentang terang. Demikianlah hidup Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis memberikan teladan bagi kita bagaimana seharusnya kita menempatkan diri sebagai orang yang menghidupi iman di dalam Kristus dan bagaimana seharusnya kemuliaan itu ditempatkan. Bukan bagi diri sendiri tapi bagi nama Allah. Godaan untuk populer, mendapatkan pujian dan perlakuan istimewa adalah godaan besar yang dapat membelokkan seseorang dari tujuan utamanya. Kita ingin sekali dianggap terpenting, menjadi pusat dan sorotan yang akhirnya membuat kita lupa akan misi kita bagi kemuliaan nama Allah. Adven ketiga ini mengingatkan kita untuk hidup sebagai saksi Injil, terang Kristus, agar nama Allah dikenal dan dimuliakan. Kristus yang terpenting, Ia selalu menjadi pusat, maka pelayan yang rendah hati adalah seorang pelayan yang tahu bahwa ia adalah orang utusan yang dipercaya untuk menghamba pada Allah yang penuh kasih. Ia di depan dan kita di belakang. Ia terutama dan kita siap untuk dilupakan. Ia dilayani dan kita melayani. Marilah kita hidupi panggilan kita sebagai seorang pelayan yang setia memberitakan firman dengan kerendahan hati.
(Ve)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.