Dan Yesus pun berkata kepada mereka: “Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu” (Mat. 21:27)
Asal otoritas atau kuasa penting diketahui. Sumber kuasa akan menentukan apakah otoritas di dalamnya dapat diterima. Sebelumnya, orang Farisi menuduh asal kuasa Yesus adalah dari Beelzebul (Mat. 12:24). Sikap ketidakpercayaan manusia sering meragukan kuasa Kristus selaku Anak Allah.
Sikap tidak percaya pula yang mendorong para imam kepala dan tua-tua menanyakan asal kuasa Yesus. Itu sebabnya Tuhan Yesus tidak mau menjawab pertanyaan mereka. Sebaliknya Kristus menanyakan bagaimana pendapat mereka tentang baptisan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Apakah baptisan oleh Yohanes Pembaptis tersebut berasal dari Allah ataukah manusia? Mereka tidak dapat menjawab pertanyaan Kristus tersebut.
Sikap iman dibutuhkan untuk mengetahui kebenaran dan asal kuasa Kristus. Seorang filsuf dan teolog dari Canterbury bernama Anselmus menyatakan, “Fides quaerens intellectum” (iman mencari pengertian). Melalui sikap iman, manusia akan dituntun Allah kepada pengertian dan kebenaran. Kuasa Kristus berasal dari Allah karena Ia sendiri adalah Sang Firman Allah. Iman kepada Kristus memampukan kita untuk mewujudkannya dalam praktik, yaitu melakukan firman dan kehendak Tuhan. Sebaliknya, keraguan dan ketidakpercayaan kepada Kristus akan menghalangi kita melakukan firman- Nya. Kuasa Kristus bersumber pada Allah, tinggal bagaimana manusia memberi respons iman kepada Dia. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Bapa Surgawi, karuniakanlah iman kepada Kristus. Jadikanlah hidup kami mampu menghasilkan pengertian yang menghasilkan buah kasih. Amin.
Ayat Pendukung: Yeh. 18:1-4, 25-32; Mzm. 25:1-9; Flp. 2:1-1; Mat. 21:23-32
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.