Allah Turut Bekerja

Roma 8:26-39

Belum ada komentar 116 Views

Pernyataan “Allah yang hidup”, muncul dari pengalaman iman umat Israel yang menyaksikan Allah, bukan sekedar imaginasi manusia saja, melainkan Allah yang menyejarah, Allah yang campur tangan dalam kehidupan manusia.

Bagi umat Israel, apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini, tidak ada yang kebetulan, semua terjadi karena Tuhan memang menghendaki itu terjadi. Dia secara aktif terlibat dalam kehidupan ini, sehingga ketika seseorang menghadapi kesulitan, bahkan penderitaan, sebagai orang percaya, ia tahu bahwa semua yang terjadi akan membawa kebaikan bagi dirinya.

Kepercayaan akan kehadiran Allah ini membangun ketahanan dan kegigihan dalam diri seseorang saat menghadapi rintangan, sehingga ia dapat memiliki pengharapan yang akan mendorongnya untuk terus maju.

Campur tangan Allah yang turut bekerja dalam segala sesuatu, membangun nilai Resiliensi dalam diri seseorang, yaitu kemampuan untuk pulih dari keterpurukan dan belajar darinya. Saat seseorang mengalami kegagalan, keyakinan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu dapat membantunya melihat pelajaran yang bisa dipetik dan peluang baru yang mungkin muncul dari situasi tersebut. Hal ini memungkinkannya untuk bangkit kembali dengan harapan dan tekad yang baru.

Keyakinan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu memungkinkan seseorang untuk menyerahkan kekhawatirannya, sehingga ia dapat mengembangkan ketahanan dan keteguhan dalam menghadapi situasi yang tidak pasti, karena ia tahu bahwa Allah memiliki rencana yang baik dan Dia ada bersamanya.

Kombinasi antara keyakinan akan campur tangan Allah dan upaya membangun nilai resiliensi dalam diri seseorang dapat memberikan landasan yang kokoh dalam menghadapi tantangan hidup. Keyakinan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu memberikan harapan, kepastian, dan dorongan untuk terus maju. Sementara nilai resiliensi membantu kita bertahan, beradaptasi, dan bangkit kembali dalam menghadapi rintangan dan ketidakpastian. Dengan demikian, kombinasi keduanya memberikan pondasi yang kuat untuk mengatasi dan tumbuh melalui berbagai situasi dalam kehidupan.

(TT)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU LEBIH?
    Yohanes 21:15-17
    Yesus tidak bertanya kepada Petrus, “Mengapa kamu gagal?” atau “Mengapa kamu menyangkal-Ku?” la hanya bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku...
  • Menghidupi Dunia Dengan Iman
    Kisah Para Rasul 5:27-32; Mazmur 118:14-29; Wahyu 1:4-8; Yohanes 20:19-31
    Damai sejahtera bagimu, demikian sapaan Yesus kepada para murid yang tengah diliputi rasa takut, bingung dan cemas. Damai sejahtera...
  • MEJA PERJAMUAN: PERAYAAN KASIH DAN PEMULIHAN
    Yesaya 25:6-9; Mazmur 114; 1 Korintus 5:6b-8; Lukas 24:13-49
    Perjamuan Kudus bukanlah sekadar makan dan minum namun perayaan iman yang terus menerus kita lakukan agar kita mengingat bagaimana...
  • Dl TAMAN GETSEMANI
    Yesaya 50:4-9a; Mazmur 31:10-17; Filipi 2:5-11; Lukas 22:14-23:56
    Bacaan injil minggu ini cukup panjang, Lukas 22:14-23:56 (umat silakan membaca bacaan ini secara lengkap di rumah) dengan mengambil...
  • MENGUTAMAKAN YANG UTAMA
    Yesaya 43:16-21; Mazmur 126; Filipi 3:4b-14; Yohanes 12:1-8
    Banyak tanggung jawab yang kita pikul dalam hidup ini. Tanggung jawab moral, ekonomi, sosial, pendidikan dan banyak lagi. Peran...