“Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” (Yoh. 10:9)
Apakah mungkin ada rumah tanpa pintu? Sebesar dan semegah apa pun rumah, tetapi tanpa pintu bukanlah rumah yang fungsional. Pintu adalah akses yang penting. Dalam desain arsitektur, pintu merupakan penghubung bagian interior dan eksterior suatu bangunan. Melalui pintu, seseorang dapat masuk ke dalam rumah sehingga ia terlindung dan aman. Pintu juga sebagai simbol keterbukaan relasional. Melalui pintu, orang-orang yang berdiam di dalam rumah memiliki media komunikasi.
Kerajaan Allah yang mulia bukanlah realitas Ilahi yang tertutup. Ia terbuka sehingga memiliki pintu. Ungkapan “Akulah pintu” (egoo thura) menegaskan bahwa Yesus sebagai satu-satunya “jalan” menuju Bapa. Jikalau manusia masuk melalui Dia, mereka akan menemukan “padang rumput”. Di Yohanes 10:10b makna “padang rumput” itu adalah hidup yang penuh dengan kelimpahan. Di dalam Kristus, manusia akan menemukan makna dan tujuan hidup sekaligus mengalami anugerah Allah yang berlimpah-limpah.
Bangunan spiritualitas kita sering tidak fungsional karena tidak memiliki “pintu”. Kita sering lebih memilih mengisolasi diri dalam zona nyaman. Sesungguhnya, setiap orang yang percaya kepada Kristus akan membuka diri secara relasional terhadap sesama. Melalui “pintu hatinya” ia akan membagi- bagikan berkat. Dengan “pintu hati” itu pula, ia mengundang sesama untuk berjumpa dengan Kristus, Sang Juruselamat. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
REFLEKSI:
Tuhan Yesus mampukan agar hati kami seperti hati-Mu yang mengundang dan memberkati setiap orang untuk mengalami kasih-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Kis. 2:42-47; Mzm. 23; 1Ptr. 2:19-25; Yoh. 10:1-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.