“… mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan.” (Mrk. 9:12)
Penginjil Markus memaparkan wacana para ahli Taurat perihal Yesus dan Nabi Elia. Bagi ahli Taurat, nabi sejati adalah Elia bukan Yesus. Perikop ini menjelaskan peran Yesus dan Elia. Sebagaimana Elia, berdasarkan Markus, Yesus mengalami derita dan hina. Allah mengutus Elia dan Yesus, dan para nabi lain, tetapi dunia menolaknya. Namun, Allah memuliakan mereka.
Tak ada pahlawan, ketika hidup dan berkarya di dunia, yang tidak mengalami penolakan. Beberapa di antara mereka mengalami derita dan hina. Mereka mengalami tekanan berat, kecewa, sakit hati, jenuh, lelah, kesepian, dan putus asa. Namun, mereka tidak mundur dan berhenti berkarya demi kebenaran. Beberapa waktu setelah mereka hidup dan berkarya di dunia, barulah masyarakat mengingat jasa dan kerja baik mereka. Beberapa di antara mereka disematkan gelar pahlawan. Beberapa yang lain, walaupun tanpa gelar, juga diingat masyarakat karena jasa dan kerja baik mereka. Hal-hal itulah yang menjadi refleksi kita bahwa Allah memuliakan manusia [para pahlawan] karena jasa dan kerja baik mereka bagi dunia dan kemanusiaan.
Kepahlawanan dalam diri seseorang berangkat dari cita- cita. Tak ada pahlawan yang bercita-cita menjadi pahlawan. Menjadi pahlawan, atau melakukan kebaikan, bukan pilihan. Seseorang melakukan kebaikan berangkat dari keprihatinan terhadap kemanusiaan dan kehidupan. Aksi keprihatinan mereka digerakkan oleh nurani. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Berilah kekuatan, keberanian, dan kesetiaan kepada setiap orang yang melakukan karya kemanusiaan dan keadilan di dunia ini, ya Tuhan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 2; 1Raj. 21:20-29; Mrk. 9:9-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.