“Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Mat. 3:7-8)
Salah satu bahaya terbesar dalam relasi antarmanusia adalah kemunafikan. Kita tidak pernah tahu bagaimana sebenarnya isi hati orang-orang yang munafik karena mereka senantiasa menggunakan topeng. Tampak ramah padahal hatinya penuh dengan kebencian. Rajin beribadah, tetapi hanya untuk pencitraan saja.
Kisah kita diawali dengan tampilnya Yohanes Pembaptis memanggil orang-orang Israel untuk bertobat. Banyak yang kemudian menerima panggilan ini dan minta dibaptis, termasuk orang-orang Farisi dan Saduki. Namun bukannya senang, Yohanes Pembaptis justru menegur mereka. Ia mengumpamakan orang-orang Farisi dan Saduki ini seperti ular beludak.
Mengapa demikian? Karena mereka adalah orang-orang munafik. Orang-orang Farisi, misalnya, sehari-harinya menentang pemerintah Romawi yang menjajah Israel. Namun, demi mendapatkan keuntungan bagi mereka, mereka tak segan untuk kongkalikong dengan pemerintah Romawi, seperti yang terjadi dalam kisah penyaliban Yesus. Sedangkan, orang- orang Saduki sedari awal memang memilih untuk bekerja sama dengan pemerintah Romawi. Dengan demikian, mereka dapat mempertahankan jabatan dan kekuasaan mereka di Bait Allah. Bagi orang-orang Farisi maupun orang-orang Saduki, semua jalan akan ditempuh demi mendapatkan keuntungan pribadi. Itu sebabnya Yohanes mengatakan kepada mereka, “Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” [Pdt. Paulus Sugeng Widjaja, MAPS, Ph.D.]
DOA:
Ya Tuhan Sang Penobat, ajarlah kami untuk hidup sesuai dengan pertobatan kami dan tidak menjadi munafik. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 11:1-10; Mzm. 72:1-7, 18-19; Rm. 15:4-13; Mat. 3:1-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.