Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: “Inilah raja orang Yahudi”. (Luk. 23:38)
Kehebatan seorang raja biasanya ditunjukkan dengan istana yang megah, baju kerajaan yang mewah, dan mahkota emas bertatahkan permata yang indah. Melalui atribut yang digunakannya, seorang raja dinilai kehormatannya.
Pada saat berada di kayu salib, Yesus dipandang sebagai raja. Pada bagian kepala-Nya ditempatkan sebuah tulisan, “Inilah raja orang Yahudi” (Luk. 23:38). Selain itu, seorang penjahat yang digantung bersama Dia berkata kepada- Nya, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Luk. 23:42). Memang, ada bagian Injil Lukas yang menyatakan Yesus sebagai raja. Yaitu, ketika malaikat datang dan memberitakan kepada Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Yesus (Luk. 1:33). Ya, Yesus adalah Raja! Saat berada di kayu salib, kemuliaan-Nya sebagai Raja Ia tunjukkan dengan kerendahan hati-Nya; Ia tunjukkan bukan hanya dengan kesediaan-Nya menderita di atas kayu salib, melainkan mengampuni orang yang berbuat jahat kepada-Nya.
Pada diri Yesus, kita mendapatkan sosok raja yang tidak biasa. Yesus menunjukkan kekuasaan-Nya bukan dengan hal-hal yang bersifat megah dan mewah. Melainkan, Ia menyatakan diri sebagai Raja yang penuh belas kasih dan pengampunan. Itulah yang seharusnya kita ingat dan teladani dari Yesus, Raja kita. Penghormatan kita kepada-Nya, kita tunjukkan dengan sikap kerendahan hati dan hidup saling mengampuni. [Pdt. Hendri M. Sendjaja]
REFLEKSI:
Kemuliaan ke-Raja-an Yesus terpancar dalam kerendahan hati dan pengampunan.
Ayat Pendukung: Yer. 23:1-6; Luk. 1:68-79; Kol. 1:11-20; Luk. 23:33-43
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.