TUHAN menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya. (Yl. 2:18)
Apa yang menyebabkan manusia sering lupa mengakui kekuasaan Tuhan? Apakah karena banyaknya kemudahan rutin yang kita terima begitu saja? Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk bertobat. Bertobat artinya menyesal dan berbalik arah 180 derajat. Nabi Yoël mengajak umat berbalik kepada Tuhan dan merayakannya. Merayakan pertobatan dilakukan dengan berpuasa, menangis, dan mengaduh sebagai tanda menyesali dan berbalik. Pertobatan tanpa merayakannya berarti pertobatan itu sekadar niat saja.
Pertobatan menjadi berguna jika diikuti dengan penerapan niat berupa sikap dan perbuatan. Yoël mengajak para imam, jemaah, orang-orang tua, bayi-bayi untuk mengadakan perkumpulan raya. Isi perkumpulan raya itu adalah berpuasa, menangis, dan mengaduh “di antara balai depan dan mezbah“. Perayaan tobat nasional itu membuat Tuhan berbelas kasihan. Tuhan menjawab penyesalan umat-Nya. Kemudian kita melihat sifat kerahiman Allah.
Laksana seorang ibu yang melihat anak yang dilahirkannya menyesali kesalahannya, demikian pula Tuhan berbelas kasihan kepada umat yang mengakui dosanya dan berbalik kepada-Nya. Belas kasihan Allah itu melampaui sakit hati Allah ketika umat pernah berlaku tidak setia. Bahkan, belas kasihan Allah melampaui rasa keadilan-Nya sehingga Ia tidak terus menghukum umat-Nya. Kita yang pernah menyakiti Tuhan dengan tingkah dan ujar, mari berbalik! [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Tuhan kasihanilah, Kristus kasihanilah, Tuhan kasihanilah kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 65; Yl. 2:12-22; Luk. 1:46-55
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.