“… Aku akan mengampuni orang-orang yang Kubiarkan tinggal hidup.“ (Yer. 50:20)
Nabi Yeremia menganalogikan gembala untuk pemimpin negeri, bukan pada imam atau nabi. Para gembala adalah raja- raja Israel dan Yehuda. Tugas raja adalah menggembalakan umat Allah sehingga para domba hidup sejahtera, aman, dan memperoleh keadilan. Alih-alih memelihara domba, para raja Israel dan Yehuda membiarkan mereka sesat dan lepas ke mana-mana. Akibatnya, Yehuda luluh lantak dihabisi oleh Babel. Namun, Allah juga akan menjatuhkan Babel.
Bersamaan dengan jatuhnya negeri Babel, orang Israel dan orang Yehuda di tanah Israel akan bertobat. Mereka yang telah berlaku tidak setia kembali datang kepada Tuhan sambil menangis. Ternyata, Tuhan bukan hanya menerima kembali umat-Nya, tetapi Tuhan juga menghapus kesalahan dan dosa mereka. “Orang akan mencari kesalahan Israel, tetapi tidak didapatnya, dan dosa Yehuda, tetapi tidak ada ditemukannya,“ firman TUHAN. Mereka, yang dimaksud Yeremia, adalah sisa-sisa Israel yang tertinggal. Berbeda dengan orang Israel di pembuangan, orang Israel yang tertinggal akan dipelihara dan diampuni oleh Tuhan setelah kesengsaraan mereka.
Terjatuh dan terbuang bukan berarti terhalau dari kebaikan Tuhan. Asal tidak menjadi kebiasaan, Tuhan menyambut penyesalan mereka yang pernah terjatuh dan terbuang. Jadi, untuk apa putus asa, menghancurkan diri, dan merusak masa depan? Ada pengampunan bagi yang menyesal dan bertobat. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Ya Tuhan, sertai kami menerima mereka yang telah Kauampuni. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 129; Yer. 50:1-7, 17-20; Luk. 22:39-46
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.