Namun Ia menilik kesusahan mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka. (Mzm. 106:44)
Kita semua memiliki cara yang berbeda sewaktu membangun sikap-sikap baru yang baik dalam hidup. Ada yang cepat belajar, menjadi terbiasa dan kemudian tiba pada sikap-sikap yang baru. Namun, ada juga yang membutuhkan latihan dan disiplin keras dengan beragam pengalaman kejutan untuk menjadi kapok dengan sikap lama; untuk kemudian menyadari bahwa sikap yang baru itu lebih baik.
Allah tegas terhadap kejahatan yang dilakukan umat-Nya. Ia memberikan didikan yang keras supaya mereka meninggalkan perbuatan jahat yang melawan kasih-Nya. Ini dilakukan Allah untuk memberi yang baik bagi umat-Nya. Pemazmur memberi kesaksian bahwa peristiwa penjajahan oleh bangsa lain kepada umat Israel menjadi salah satu cara dan bentuk didikan Allah. Namun, selain mendidik dengan tegas Allah juga membentuk umat-Nya dengan kasih yang setia. Sewaktu Allah melihat umat-Nya telah sadar dan berkenan kembali dibentuk oleh-Nya, pemulihan dan hidup baru pun diberikan oleh-Nya.
Tanpa bimbingan hikmat kebijaksanaan dari Allah, kita pasti akan mengalami kesusahan. Kesediaan diri kita untuk memberikan tanggapan yang segera dan tepat terhadap bimbingan yang diberikan oleh Allah akan membuat kita menjadi pribadi yang bertumbuh dalam iman. Dengan bertambahnya usia dengan segenap pengalaman hidup yang sudah kita alami, biarlah kita semakin peka mengerjakan apa yang dikehendaki Allah. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah kita termasuk orang yang cepat belajar untuk melakukan apa yang diajarkan Allah?
Ayat Pendukung: Mzm. 106:40-48; Yer. 10:17-25; Luk. 20:45-21:4
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
NERFILS G B LAKAPU
September 21, 2022 - 5:59 pmSaya sangat diberkati melalui Perenungan ini