TUHANlah yang menjadikan bumi dengan kekuatan-Nya, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya, dan yang membentangkan langit dengan akal budi-Nya. (Yer. 10:12)
Bangsa-bangsa di sekitar Israel menyembah berhala-berhala. Berhala-berhala itu diberi nama sesuai dengan harapan baik yang mereka kehendaki. Jika ingin kaya, dibangunlah dewa harta. Jika ingin cuaca baik, disembahlah sosok dewa penguasa cuaca. Demikianlah sehingga muncul banyak dewa dengan kekuatannya masing-masing dan terpisah-pisah.
Khawatir bangsa Israel terpengaruh dengan spiritualitas yang kerdil seperti itu, Allah melalui Yeremia menegaskan bahwa kuasa-Nya lebih utuh dan sempurna. Dengan kekuatan-Nya, Allah telah menciptakan bumi; kebijaksanaan-Nya menegakkan dunia; akal budi-Nya membentangkan langit. Allah adalah Allah yang hidup. Dia bukan saja kuat, tetapi juga bijaksana dan berakal budi. Allah memahami apa yang paling dibutuhkan manusia jauh lebih dahulu sebelum manusia mengharapkan ini dan itu dari-Nya.
Pesan ini disampaikan sebelum daerah Yehuda diserang dan penduduknya masuk dalam pembuangan. Pesan ini menjadi penting karena kelak mereka akan berjumpa dengan bangsa yang menyembah berhala. Dengan menghayati kekuatan, kebijaksanan dan akal budi Allah yang menembus segala waktu dan tempat, mereka tetap beriman teguh dan berjalan bersama firman Allah yang tidak pernah meninggalkan mereka. Sekarang ini kita menjumpai juga banyak berhala modern. Namun, sadarlah bahwa berhala sepanjang zaman tidak berkuasa dibanding Sang Pencipta semesta. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apa artinya bagi kita jika Allah menyatakan bahwa dengan kekuatan, kebijaksanaan dan akal budi-Nya Allah berkuasa atas semesta ini?
Ayat Pendukung: Mzm. 106:40-48; Yer. 10:1-16; 1Kor. 9:19-23
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.