“… tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” (Luk. 22:32)
Setiap orang yang memiliki kemahiran luar biasa, tetap mempunyai kelemahan dan kejatuhan. Pembalap unggulan pernah mengalami kecelakaan. Chef hotel bintang lima pernah memasak makanan terlalu matang. Penulis bestseller buntu ide. Tentu masih banyak contoh lainnya. Namun, tidak selalu kekeliruan dan kelemahan yang dialami itu membuat mereka berhenti berkarya. Kegagalan menjadi pelajaran berharga demi mencegah terjadinya kegagalan serupa kelak.
Tuhan Yesus tahu kelemahan Petrus. Namun, Petrus tetap didoakan supaya kalaupun guncang, tetapi imannya tidak gugur. Bahkan, Kristus memiliki pengharapan dengan mendukung Petrus untuk kembali bangkit dari keterpurukan rohani, sebelum Petrus sendiri melakukan penyangkalannya yang bertubi-tubi itu. Kristus tetap menghendaki Petrus menjadi pribadi yang menguatkan saudara-saudaranya seiman, yang mungkin kelak akan mengalami pengalaman keterpurukan rohani yang mirip dengannya.
Demikianlah kasih Kristus bagi kita: Ia selalu mengharapkan yang baik terjadi dalam hidup kita. Mungkin pernah atau akan ada satu waktu kita gagal dan jatuh. Ingatlah bahwa Kristus menguatkan kita untuk bangkit kembali. Jangan pernah kecil hati dan ragu untuk selalu bertumbuh dalam iman. Kasih Kristus beserta kita sehingga hidup kita terus-menerus diperbarui dari hari ke hari; menjadikan kita setia melanjutkan kasih dan dukungan-Nya yang memulihkan bagi sesama. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Jika Kristus bersedia mendoakan kita tentang suatu hal yang menjaga iman kita tidak gugur, apa yang kita minta untuk Kristus doakan?
Ayat Pendukung: Mzm. 94; Yer. 14:1-10, 17-22; Luk. 22:31-33, 54-62
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.