Kata Yesus lagi kepada mereka: ”Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Luk. 6:5)
Perintah keempat dari dasa Titah adalah “ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat”. Tujuan dari perintah ini adalah agar umat mengingat karya besar Allah dan mensyukuri kebaikan yang Ia anugerahkan dalam kehidupan ini.
Orang Farisi sangat menjaga agar peraturan Sabat dilakukan secara ketat. Atas dasar peraturan Sabat itulah orang Farisi menilai bahwa Yesus dan murid-murid-Nya tidak menghargai Sabat; mereka melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat. Orang-orang Farisi pun menyalahkan Yesus karena tidak menegur murid-murid-Nya. Namun, Yesus memiliki otoritas atas segala peraturan. Ia mengatakan, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Yesus tidak menentang peraturan Sabat karena Sabat diberikan Allah demi kebutuhan manusia beristirahat dan beribadat kepada Allah. Saat para murid lapar lalu menggisar gandum supaya bisa memakan bulir-bulirnya, pada hari Sabat, sesungguhnya mereka tidak melanggar Sabat. Mengapa? Karena mereka melakukannya untuk memenuhi kebutuhannya. Yesus pun menyebutkan tindakan Daud di masa lalu sebagai contoh.
Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat. Itu berarti bukan peraturan yang mengikat-Nya, melainkan kehendak-Nya sendiri. Tuhan menciptakan Sabat agar kita mengingat-Nya. Yang terpenting dalam segala hal yang kita lakukan adalah kita mengingat bahwa ada karya Tuhan di dalamnya. Tanpa Tuhan kita tidak dapat mengalami segala yang baik. [Pdt. Melani Ajub]
DOA:
Ya Tuhan, ajarlah kami untuk selalu mengingat karya-Mu dalam seluruh kehidupan kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 71:1-6; Yer. 1:1-3, 11-19; Luk. 6:1-5
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.