Seorang misionaris dari Wales melayani di daerah Assam, India. Pekabaran Injil yang dilakukannya membuat satu keluarga bertobat dan menerima Kristus. Namun, pertobatan keluarga itu membuat murka pemimpin daerah setempat. Di hadapan seluruh penduduk desa, keluarga tersebut diminta untuk menyangkali imannya. Namun kepala keluarga berkata, ”Saya sudah memutuskan untuk mengikut Yesus. Tidak akan berpaling.” Pemimpin setempat pun marah dan menyuruh membunuh kedua anaknya bila kepala keluarga tidak menyangkal imannya. Kepala keluarga tetap berkata, ”Tidak akan berpaling.” Ketika istrinya dibunuh, kepala keluarga itu pun berkata, ”Salib di depanku, dunia di belakangku. Tak akan berpaling.”
Keteguhan kepala keluarga itu membuat pemimpin daerah Assam heran. Apa yang menyebabkan dia begitu teguh mengikut Yesus? Siapa Yesus sehingga membuat ia kuat? Iman kepala keluarga tersebut akhirnya membuat pemimpin dan seluruh penduduk desa menjadi percaya dan mengikut Yesus. Inilah kisah dibalik lagu “Christ is Enough”.
Iman membuat kita memiliki harapan, meskipun kenyataan di depan mata tidak menguntungkan. Di dalam Kristus iman kita tidak sia-sia. Tuhan sanggup mengubahkan segala sesuatu, asal kita beriman dan taat kepada-Nya. Itulah yang dialami Nuh, taat membuat bahtera meskipun air bah belum datang, ia dan keluarganya pun diselamatkan Tuhan. Beriman pada Kristus cukup untuk melihat mukjizat-Nya. [Pdt. Melani Ajub]
DOA:
Tuhan, ajarku untuk setia memegang iman percayaku di tengah segala tantangan yang ada di sekitarku. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 11; Yes. 2:1-4; Ibr. 11:1-7
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.