Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? (Rm. 2:21)
Ada pepatah populer yang masih sering dikutip orang sampai sekarang: “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Pepatah itu hendak mengatakan bahwa setiap murid akan melakukan hal-hal melampaui apa yang diajarkan gurunya. Karena itu, setiap guru harus sangat berhati-hati dalam memberikan pengajaran kepada para muridnya.
Rasul Paulus menegur orang Kristen Yahudi yang tinggal di Roma. Saat itu, orang Yahudi sangat bangga dengan keyahudian mereka, utamanya dalam hal melakukan hukum Taurat. Dengan menjalankan hukum Taurat, mereka dapat mendaku diri sebagai orang yang dekat dengan Allah; tahu mana yang baik; penuntun orang buta; terang bagi mereka yang ada di dalam kegelapan; pendidik orang bodoh; pengajar mereka yang belum dewasa. Hebat, bukan? Sayangnya, menurut Rasul Paulus, mereka hanya cakap mengajar orang lain. Semua ajaran itu hanya dikenakan pada orang lain, tetapi tidak bagi diri sendiri. Mereka mengingatkan orang agar tidak mencuri, tetapi pada saat yang sama mereka mencuri. Ini tidak boleh terjadi.
Kita adalah orang Kristen yang sudah menerima Roh Kebenaran. Dengan demikian, kita juga sudah diajarkan apa yang benar. Karena itu, kita bukan saja harus mengajar orang lain untuk melakukan kebenaran, melainkan kita harus memberi teladan bagi sebanyak mungkin orang untuk melakukan kebenaran. Setiap orang Kristen adalah pelaku kebenaran. [Jan Calvin Pindo]
DOA:
Tuhan, terima kasih karena mengingatkan kami untuk menjadi pelaku kebenaran di mana pun kami berada. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 42 & 43; Kej. 24:1-21; Rm. 2:17-29
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.