TUHAN, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur. (Mzm. 30:4)
Fenomena panicbuying yang terjadi di masa-masa awal pandemi Covid-19 menyimpan makna lain. Tindakan pengamanan diri ini sebetulnya tidak sepenuhnya salah. Namun, peristiwa ini menggambarkan karakter manusia yang tidak luput dari kecenderungan bersandar pada kemampuan diri sendiri dan mengabaikan peran Tuhan.
Sikap tersebut mirip dengan pengalaman pemazmur. Dalam kemakmurannya, pemazmur sempat berpikir bahwa apa yang ia miliki dapat menjadikannya kebal terhadap bencana. Namun, hal itu berubah ketika Allah menarik perlindungan-Nya dan mengizinkan kesusahan serius terjadi dalam kehidupan pemazmur (Mzm. 30:9-11). Akhirnya, pemazmur menyadari bahwa ia membutuhkan kehadiran Allah sehingga menghasilkan refleksi seperti yang kita baca hari ini. Pemazmur menyadari, bahkan di dalam kesombongan hingga kejatuhannya, hanya Allah yang setia menolongnya (Mzm. 30:2-4). Karena itu, Daud, sang pemazmur mau bersyukur selalu dan mempersaksikan kemurahan Tuhan di sepanjang umurnya.
Mazmur 30 menggambarkan bagaimana Daud memaknai campur tangan Tuhan bagi hidupnya. Ia ingin senantiasa bersyukur kepada Tuhan karena pertolongan-Nya. Bagaimana dengan kita? Masihkah kita merasakan campur tangan Tuhan di dalam hidup yang tak selalu mudah? Bersandarlah kepada-Nya! Biarkan misteri Ilahi tetap ada dalam hidup agar kita bisa menikmati kejutan-Nya. Di sanalah kita akan bersyukur dan menyaksikan kemurahan-Nya. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]
DOA:
Tuhan, tolong kami untuk selalu melihat kemurahan-Mu dan bersyukur kepada-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 30; Yes. 6:1-4; Why. 4:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.