Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. (Yes. 11:6)
Salah satu watak yang paling mempesona dari kerajaan Allah adalah bahwa ia menampilkan sebuah realitas yang sungsang (upside-down). Kerajaan Allah menampilkan nilai-nilai yang berkebalikan dari nilai-nilai yang umum berlangsung di dalam masyarakat kita. Banyak pengajaran, perumpamaan, dan tindakan Yesus yang menggambarkan kerajaan yang sungsang ini. Yang terakhir menjadi yang terkemudian; yang terbesar harus menjadi yang terkecil; pemimpin menjadi hamba; yang berdosa dicintai, sementara yang merasa saleh akan celaka. Dan banyak lainnya.
Di dalam Yesaya 11, kerajaan sungsang itu digambarkan secara dramatis dan kosmik. Serigala akan tinggal bersama dengan domba dan macan tutul akan berbaring santai di samping kambing. Inilah kerajaan damai sejahteran (the peaceable Kingdom) yang menjadi visi kita bersama. Dan yang menarik, kerajaan itu digembalakan oleh “seorang anak kecil,” yang tampaknya mengilustrasikan Kristus Sang Anak, yang memimpin dengan cinta dan tata hidup yang tanpa kekerasan.
Seluruh gambaran ini agaknya mendesak dan menantang kita untuk menata hidup kristiani kita di tengah dunia yang ditandai kekerasan, ketidakadilan, dan perseteruan ini. Kita diundang untuk terus mewartakan dan mengusahakan damai sejahtera, keadilan, dan kesetaraan … seberapa pun tampaknya ia tak mungkin terjadi. Visi ini bukan sekadar sebuah mimpi kosong. Ia adalah sebuah harapan masa depan, yang pasti akan diselenggarakan oleh Allah pada saatnya kelak. Percayalah dan turutlah dalam proyek kerajaan sungsang ini.
ja
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.