Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. (Ayb. 42:10)
Polesan hanya menyentuh bagian permukaan. Kesalehan sebagai polesan terlihat indah saat dipandang, tetapi saat diuji tampak watak aslinya. Melalui penderitannya, kesalehan Ayub diuji. Ia akhirnya menyadari bahwa pengenalannya akan Allah sebelumnya masih dalam tahap, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau” (Ayb. 42:5). Pernyataan Ayub ini sungguh mengguncang! Ternyata, selama ini kesalehan Ayub dibangun dari “kata orang”.
Tahap pengenalan akan Allah, umumnya terjadi melalui perkataan orang lain. Namun, kita seharusnya mengenal Allah secara personal. Tahap ini tidak jarang kita alami melalui derita dan kegagalan. Kita dapat belajar hikmat dan pembentukan diri melalui derita dan kegagalan. Di dalam derita dan kegagalan terkandung anugerah pemulihan, asalkan kita belajar taat dan setia kepada Tuhan. Tanpa berpaut pada Tuhan, kita akan mengalami penderitaan dan kegagalan yang berujung pada rasa putus asa dan kematian.
Emas dan kayu ketika dibakar akan memberikan hasil yang berbeda. Emas yang dibakar akan menghasilkan emas pilihan, sedangkan kayu yang dibakar akan menjadi arang. Kesalehan yang dangkal akan menjadi “arang” saat dibakar oleh penderitaan dan kegagalan. Pemulihan Ayub merupakan pemulihan yang menyeluruh. Ayub dipulihkan dari kebanggaan akan kesalehannya. Tuhan mengaruniakan berkat dua kali lipat (ay. 10), baik berkat jasmani maupun rohani. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
REFLEKSI:
Pengenalan Allah sejati lahir dari perjumpaan personal, bukan dari “kata orang.”
Ayat Pendukung: Mzm. 72; Ay. 42:10-17; Luk. 8:16-21
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.