“Kata-Nya kepada mereka: Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.” (Luk. 9:3)
Saat mengikuti rangkaian Bina Kader yang dimulai tahun 2005, saya menyiapkan beberapa perlengkapan yang disyaratkan harus dibawa. Saya merasa bingung, entah apa hubungan antara perlengkapan yang disyaratkan dengan tujuan dan jenis kegiatan yang akan dijalani? Ketika menjalani rangkaian kegiatan, rasa bingung semakin bertambah. Perlengkapan yang kami bawa demikian minim. Kami singgah dari satu tempat ke tempat lain dan bertemu dengan komunitas lain yang menerima kami dalam kesederhanaan dan keterbatasan. Namun, kesederhanaan dan keterbatasan itu justru membuat saya merasakan pemeliharaan Tuhan terjadi, bukan karena bergantung pada benda-benda yang membuat saya merasa nyaman.
Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya dengan memberikan daya, kemampuan untuk mewartakan Kerajaan Allah, menghadirkan damai sejahtera, dan kesediaan mau melepas kebergantungan pada hal-hal yang menyulitkan mereka bergantung kepada Allah (Luk. 9:3). Perjalanan memenuhi tugas panggilan yang ditempuh para murid mengharuskan mereka berjalan dalam kerendahan hati, melepaskan hal-hal yang dapat merintangi mereka, dan dengan iman bergantung hanya pada pemeliharaan Allah.
Kita juga dipanggil dan diutus untuk mewartakan nilai Kerajaan Allah. Untuk itu, kita diminta melepaskan hal-hal yang masih melekat dalam diri kita, yang bisa merintangi tugas dan panggilan kita. [Pdt. Santy Manurung]
DOA:
Tuhan, ajarlah kami semakin bergantung kepada pemeliharaan-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Luk. 1:68-79; Mal. 4:1-6; Luk. 9:1-6
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Wrini Harlindi
Desember 4, 2021 - 8:32 amTerimakasih renungannya. Saya menikmati kedalaman spiritualitas yang diberikan.