Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati. (Mzm. 25:9)
Kita tidak asing dengan salib. Tetapi, apakah makna salib bagi kita? Mungkin saja ada beragam jawaban. Namun, ada satu makna yang jelas, yaitu kerendahan hati. Kristus menunjukkan dengan nyata kesediaan-Nya untuk mengikuti kehendak Bapa demi keselamatan kita. Ia mengalami salib. Namun, salib-Nya berlanjut pada kebangkitan hidup. Kerendahan hati ternyata tidak berujung pada kesusahan. Kerendahan hati justru membuat kita menikmati anugerah perubahan hidup yang penuh damai dan sejahtera pemberian Allah.
Seiring dengan permohonan pemazmur kepada Tuhan, ia juga mengakui karya Tuhan yang nyata tersedia bagi orang percaya. Pemazmur mengimani bahwa Tuhan membimbing orang yang rendah hati. Kehendak Tuhan tidak akan sukar diterima oleh mereka yang mau merendahkan hatinya. Jika tinggi hati membuat orang mudah jatuh ke dalam dosa maka kerendahan hati membuat orang menjadi mudah dekat dengan anugerah Allah yang memperbarui kehidupan.
Tampaknya, tidaklah berlebihan jika kerendahan hati dimaknakan sebagai sebuah keuntungan. Sebab, jika kita rendah hati maka ada begitu banyak kemudahan yang akan kita alami. Kita mudah belajar, kita mudah menerima nasihat dan pengajaran, bahkan kritik sekalipun. Itu semua merupakan keuntungan. Dengan belajar dan memahami apa yang baik, benar dan membangun kehidupan maka sukacita dan sejahtera tidak akan jauh dari hidup kita. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah kerendahan hati sudah menjadi salah satu karakter hidup kita yang tidak mudah diubah dan berubah oleh keadaan?
Ayat Pendukung: Mzm. 25:1-10; Neh. 9:16-25; 1Tes. 5:12-22
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.