Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan (Mzm. 146:3)
Saya kenal seorang penginjil muda yang menjadi begitu kecewa. Betapa tidak, tokoh panutannya yang selama ini menyemangatinya ternyata terlibat skandal pelecehan seksual, yang sudah dibuktikan dengan pengakuan terbuka. Dia tidak menyangka bahwa idolanya itu jatuh ke dalam dosa yang bertolak belakang dengan apa yang diajarkan. Butuh sekian waktu dan pergumulan bersama Tuhan untuk -pada akhirnya- ia menjadi bijak menyikapi kekecewaaan.
Pemazmur tentu tidak mengajak kita untuk sepenuhnya menyepelekan bangsawan dan para pemimpin. Melainkan, pemazmur hendak mengingatkan bahwa para bangsawan, raja-raja, pemimpin, pembesar, mereka semua sama seperti kita. Mereka adalah manusia yang fana dan punya banyak kelemahan yang acapkali disembunyikan. Oleh sebab itu, pikiran dan hati kita harus selalu terarah kepada Allah, Pencipta dan Pemelihara sejati kehidupan kita. Hanya Allah yang sudah terbukti tidak pernah mengecewakan. Kepedulian-Nya tulus, kekuatan-Nya tiada bandingnya dan Allah tidak pernah salah.
Punya idola dalam hidup tidak salah. Kadang, idola dapat menginsipirasi dan membangkitkan semangat hidup kita. Tetapi, kita mesti waspada, jangan sampai kita menjadi sangat terpengaruh oleh idola kita. Sebab, jika suatu saat sang idola melakukan kesalahan, kita bisa berubah menjadi begitu kecewa dan kehilangan semangat hidup. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah iman dan kasih kita kepada Allah melebihi kecintaan dan kekaguman kita kepada idola kita?
Ayat Pendukung: Mzm. 146; Bil. 36:1-13; Rm. 5:6-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.