“… setiap orang yang menganggap dirinya mempunyai hikmat, tidak dihiraukan-Nya.” (Ayb. 37:24b)
Ada begitu banyak peristiwa di dunia ini yang berusaha diprediksi oleh manusia. Mulai dari ramalan cuaca hingga ramalan mengenai akhir dunia. Namun, tidak sedikit ramalan cuaca yang gagal memprediksi cuaca. Ramalan mengenai akhir dunia pun tidak ada yang terwujud. Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya ada begitu banyak hal yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia; sekaligus menegaskan bahwa hikmat manusia berbeda dengan hikmat Allah.
Ayub, yang berada di dalam penderitaan, diingatkan oleh Elihu mengenai hikmat Allah. Hikmat Allah tampak dalam cara- Nya mengendalikan cuaca dengan cara yang ajaib. Cuaca itu menolong manusia dan hewan dalam beraktivitas. Bagi Elihu, hal ini menunjukkan betapa luar biasanya Allah. Perkataan Elihu kepada Ayub sekaligus menyiapkan Ayub untuk mendengar jawaban Tuhan. Jawaban Tuhan kemudian menguatkan apa yang dikatakan Elihu, bahwa tidak ada satu pun manusia yang dapat menyamai hikmat Allah.
Perkataan Elihu mengajak kita untuk kembali menghayati kemuliaan dan kedaulatan Allah di alam semesta, yang tidak dapat dipahami oleh hikmat manusia. Allah dengan hikmat- Nya membentuk dunia ini. Oleh karena itu, di dalam menyikapi berbagai hal yang tidak terjelaskan di dunia ini, baiklah kita bergantung kepada Allah. Kita bergantung kepada Allah dengan senantiasa memohon hikmat-Nya, sehingga kita mampu menjalani kehidupan ini dengan misterinya. [Pdt. Hobert V.G. Ospara]
DOA:
Ya Allah, anugerahkanlah hikmat-Mu agar kami tahu bagaimana menjalani hidup. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 104:1-9, 24, 35b; Ayb. 37:1-24; Why. 17:1-8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.