“… dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN ….” (Rut 2:12)
Sejarah gereja mencatat 10 Agustus 258 sebagai hari wafatnya Laurentius, seorang diaken dari kota Roma. Laurentius wafat setelah menjalani siksaan dengan cara dipanggang api oleh para algojo Romawi. Laurentius dihukum karena menolak menyerahkan harta kekayaan gereja kepada pemerintah Romawi. Laurentius tetap membagi-bagikan harta milik gereja kepada orang-orang miskin. Kisah kebaikan hati Laurentius dikenang banyak orang Kristen. Bagi Gereja, Laurentius menerima upah kebaikan hatinya, yaitu hidup abadi bersama Allah.
Setiap orang dipanggil untuk menyatakan kebaikan hati secara tulus dan nyata. Kita percaya, kebaikan hati berbuah berkat bagi kita dan bagi orang-orang yang menerima kebaikan kita. Allah selalu memperhitungkan perbuatan-perbuatan baik dari anak-anak-Nya. Itulah sebabnya, bersama dengan Boas, kita dapat berkata kepada setiap orang yang berbuat baik kepada kita, “Kepadamu kiranya dikaruniakan upah sepenuhnya oleh TUHAN.” Rut menyatakan kebaikan hati secara tulus dan konkret kepada Naomi, mertuanya. Pada waktunya, ia juga menerima upah berupa kehidupan keluarga yang dipulihkan. Rut tentu tidak membayangkan bahwa dari kandungannya akan lahir keturunan Daud.
Upah kebaikan hati selalu tersedia. Pada waktunya, orang yang berbuat baik secara tulus dan nyata akan menerima upah itu. Yang paling penting adalah kita tidak menjadikan upah atau pahala (apa pun itu) sebagai tujuan perbuatan baik kita. [Pdt. Hendri M. Sendjaja]
DOA:
Ya Allah, jadikanlah aku sebagai anak-Mu yang senantiasa menghadirkan kebaikan yang tulus dan nyata bagi sesama. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 81; Rut 2:1-23; 2Ptr. 3:14-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.