Berbicara tentang kemerdekaan berarti menyinggung persoalan kebebasan. Ada seorang Bapak mengaku percaya kepada Yesus tetapi tidak ingin menjadi seorang Kristiani artinya Bapak tersebut tidak ingin dibaptis dan menjadi anggota salah satu gereja manapun. Alasannya, menjadi seorang kristen akan membuatnya tidak bebas melakukan apapun yang dia mau lakukan. Kekristenan akan membelenggu kebebasannya. Pemahaman kristiani yang sangat terbatas dan subjektif tentang kemerdekaan kristiani membuat Bapak tersebut memilih untuk tidak menjadi kristen. Menurut Calvin pengajaran tentang kemerdekaan Kristen merupakan keharusan bagi setiap orang percaya. Setiap orang percaya perlu memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang kemerdekaan yang dikaryakan Allah Trinitas. Pengertian tentang kemerdekaan kristiani yang benar membuat orang percaya akan memiliki hati yang penuh damai dan sukacita saat memilih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Karya Allah Trinitas dalam memerdekakan manusia secara holistik telah dimulai dalam masa Perjanjian Lama (PL) yakni pada waktu manusia jatuh dalam dosa (kej 3:15) sampai pada masa Perjanjian Baru (PB), pada puncak karya pengorbanan Yesus Kristus di Kayu salib untuk menebus dosa manusia (Yoh 3:16). Dalam kurun waktu ini, Allah Trinitas berkarya untuk mengembalikan manusia yang berdosa pada rencana Allah. Karya Allah Trinitas tidak berhenti di kayu salib bahkan semakin luas dan besar terlihat melalui karya Roh Kudus yaitu menjadikan orang-orang percaya sebagai anak-anak Allah (Roma 8:14).
Mengacu pada karya Allah Trinitas bagi orang percaya maka kemerdekaan kristiani adalah sebuah kesediaan orang-orang percaya untuk hidup dalam menyatakan kasih Tuhan bagi dunia yang berdosa. Dan keberanian untuk hidup bersaksi dalam penderitaan dan kemuliaan seperti yang telah diteladani Yesus. Rasul Paulus dalam Roma 8:15, mempertentangkan kehidupan dalam roh perbudakan yang melahirkan ketakutan dan Roh yang menjadikan orang percaya anak -anak Allah. Tentu, sebagai orang percaya kita mengakui identitas sebagai anak-anak Allah. Pengakuan dan penerimaan akan Roh Allah dalam diri kita melahirkan kehidupan yang penuh dengan kesaksian iman dalam penderitaan dan kemuliaan. Roh memampukan orang percaya bersaksi bersama Allah tanpa henti-henti. (LS).
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.