Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. (Luk. 4:32)
Saat pertama mengikuti senam Yoga, instruktur menunjukkan satu pose yang membuat saya dan beberapa peserta yang hadir merasa takjub, yaitu pose headstand. Sebuah pose di mana tangan dan kepala berada di bawah sedangkan kaki di atas; pose berdiri terbalik. Bagaimana tidak takjub, instruktur yoga adalah seorang ibu dengan dua anak, tetapi ia dapat melakukan pose sulit itu dengan sangat lentur dan terlihat mudah.
Rasa takjub juga dialami dan dirasakan oleh orang-orang di Kapernaum. Mereka takjub atas pengajaran Yesus yang penuh kuasa. Namun, bukan hanya atas pengajaran-Nya, orang-orang Kapernaum juga takjub melihat Yesus mengusir setan yang merasuki salah seorang yang hadir di tempat itu. Yesus menghardik setan itu agar keluar dari tubuh orang yang dirasukinya. Setan itu tunduk. Ia keluar dari orang yang dirasukinya. Orang banyak yang menyaksikan peristiwa itu menjadi takjub dan mengakui bahwa perkataan Yesus penuh kuasa, sehingga setan pun menuruti-Nya. Nama Yesus pun semakin tersiar. Namun sayang, rasa takjub itu tidak disertai iman. Orang banyak hanya ingin melihat apa yang dapat dilakukan Yesus, bukan untuk mengenal dan menjadi pengikut-Nya.
Betapa mudahnya kita merasa takjub akan hal luar biasa yang Tuhan nyatakan pada kita. Tetapi, kerap rasa takjub itu hanya sesaat. Ketika rasa takjub hilang, kita pun segera mencari hal menakjubkan lainnya. Mari kita renungkan, apakah kita sungguh beriman kepada-Nya atau hanya sekadar takjub? [Pdt. Henni Herlina]
DOA:
Ajar kami untuk tidak hanya takjub atas kuasa-Mu, tetapi beriman teguh kepada-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 30; Rat. 2:18-22; Luk. 4:31-37
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.