“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yoh. 15:8)
Bisa jadi kita sering mendengar atau berkata, “Kita harus senantiasa memuliakan Allah.” Kata-kata ini memang indah dan manis didengar. Namun, kita perlu merenungkan, bagaimana cara kita memuliakan Allah? Kita tahu, kidung pujian merupakan unsur penting dalam peribadahan kita. Pujian menjadi respons atas karunia, berkat, serta pengampunan Allah. Namun, kita tentu sepakat bahwa bernyanyi dalam ibadah bukan satu- satunya cara untuk memuliakan Allah, bukan?
Bacaan hari ini berisi pengajaran Yesus tentang kehidupan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Untuk menjelaskan hal itu, Yesus menggunakan sebuah perumpamaan: “Pokok Anggur yang benar.” Ibarat pohon ada tanda bahwa ia hidup, yakni bertumbuh dan menghasilkan buah. Pohon yang baik dan sehat berbuah banyak. Jadi, kualitas sebatang pohon tidak ditentukan oleh cantik daunnya, atau kuat batangnya. Tetapi, seberapa banyak ia menghasilkan buah dan memberikan sukacita kepada siapa pun yang menikmatinya.
Jadi, jelas, kidung pujian atau bernyanyi bukanlah satu- satunya cara memuliakan Allah. Melainkan, segala hal baik dan benar yang kita lakukan, itulah yang memuliakan dan menyukakan hati Allah. Ketika kita melakukan perbuatan yang bermanfaat; ketika kita menjadi berkat, itu menjadi kidung merdu yang menyukakan hati Allah. Mari kita terus lakukan agar nama Allah semakin dikenal dan dimuliakan melalui kehidupan kita. [Pdt. Firmanda Tri Permana]
REFLEKSI:
Muliakan Allah dengan segala karya-karya baik kita bagi dunia dan sesama.
Ayat Pendukung: Kis. 8:26-40; Mzm. 22:26-32; 1Yoh. 4:7-21; Yoh. 15:1-8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.