“… mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yer. 31:34)
Desmond Tutu adalah teolog Afrika Selatan dan aktivis penentang apartheid. Ia mengajak masyarakatnya untuk belajar mengampuni. Bagi Tutu, pengampunan adalah jalan yang bisa memulihkan seluruh bangsa setelah mengalami penderitaan akibat politik apartheid. Ia berkata, “Tidak ada masa depan tanpa pengampunan.” Hanya pengampunan yang bisa membebaskan diri kita dan orang lain. Kita semua melakukan kesalahan dan membutuhkan pengampunan. Tidak ada satu perbuatan pun yang tidak bisa diampuni; tidak ada seorang pun di luar penebusan.
Bangsa Israel meyakini bahwa pembuangan yang mereka alami adalah hukuman Tuhan atas ketidaksetiaan mereka. Beban dosa dan kesalahan ini harus ditanggung dari generasi ke generasi berikutnya. Namun, Yeremia memberitakan bahwa Tuhan akan memperbarui mereka. Dalam pemulihan Tuhan itu, segala dosa dan kesalahan masa lalu sudah tidak lagi diperhitungkan karena sudah diampuni. Dengan pengampunan itu, generasi yang akan datang dapat memulai awal yang baru tanpa beban. Mereka tidak akan menanggung dosa nenek moyang mereka. Mereka bisa kembali hidup dalam damai. Pemulihan itu akan membawa mereka untuk mengenal Allah sepenuhnya.
Suatu penerimaan yang tulus akan memulihkan dan membebaskan diri kita dari kesalahan dan dosa masa lalu. Namun, bersediakah kita untuk memohon pengampunan dan memberi ampunan demi terjadinya suatu pemulihan hubungan? [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Pengampunan adalah pembebasan.
Ayat Pendukung: Mzm. 78; Yer. 31:31-34; Mat. 24:29-35
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.