“Selalu ada yang pertama untuk segalanya.” Apa anda pernah mendengar kalimat tersebut? Ya, sebagian besar dari kita tentu akan setuju dengan kalimat ini. Seorang bayi lahir, pertama kali menghirup nafas. Pertama kali melihat dunia. Pertama kali merasakan rasa sakitnya jatuh. Sampai pertama kali merasakan cinta hingga sakitnya jatuh cinta. Segala sesuatu selalu pasti ada yang pertama!
Di dalam Alkitab, kita seringkali mendengar frasa “batu penjuru”. Batu penjuru adalah batu yang diletakkan pertama kali sebelum membangun sebuah bangunan. Momen ini peletakkan batu pertama ini, seringkali dijadikan momen pengesahan yang sangat penting. Bahkan tak jarang untuk didokumentasikan menjadi sebuah sejarah. Tentu karena batu ini adalah batu fondasi paling pertama yang diletakkan sebelum batu-batu lainnya. Batu yang penting ini digambarkan oleh Alkitab pada Efesus 2: 20 sebagai sang Kristus. Artinya bahwa Yesus adalah segala sesuatu yang utama dan pertama dalam setiap aspek kehidupan kristiani.
Lalu bagaimana dengan kita? Apa yang kita letakkan pertama kali sebagai dasar kehidupan kita? Paulus mengatakan dalam Filipi 3:8 “ Segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus.” Bahkan di dalam ayat tersebut, Paulus mengatakan segala sesuatu yang ada pada dirinya adalah sampah. Terkhusus untuk ketaatannya terhadap hukum Taurat, karena semua menjadi tidak berarti tanpa Kristus. Apakah kita juga sudah menjadikan Kristus batu penjuru di dalam kehidupan kita? Di dalam keluarga, pernikahan, usaha, pekerjaan, persahabatan, bahkan dalam kegiatan bergereja? Biarlah kita merenungkannya kembali masing-masing, sambil melihat untuk apa dan siapa kehidupan yang kita jalani hingga sampai saat ini. Selamat hari Minggu.
-BSS-
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.