“Menyanyilah bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur; kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.” (Kel. 15:21)
Ketika membaca bagian Alkitab hari ini, saya teringat bait pertama Kidung Jemaat 393. Demikian liriknya: “Tuhan betapa banyaknya berkat yang Kau beri, teristimewa rahmat-Mu dan hidup abadi. T’rima kasih, ya Tuhanku atas keselamatanku! Padaku telah Kau beri hidup bahagia abadi.”
Bangsa Israel menaikkan pujian kepada Tuhan atas berkat dan keselamatan yang Tuhan beri bagi mereka. Seorang nabiah, saudara perempuan Harun yang bernama Miryam, memimpin bangsa Israel memuji Tuhan. Ketika kereta- kereta Mesir dan kuda serta penunggangnya tenggelam, bernyanyilah mereka bagi Tuhan. Mereka memuji Tuhan karena kelepasan dari perbudakan di Mesir. Tuhan telah menang dengan gemilang. Bangsa Israel bersyukur bukan hanya karena Tuhan menyelamatkan mereka dari kejaran musuh, tetapi juga karena berkat-berkat yang Tuhan beri bagi mereka. Mereka menyanyi dengan maksud menghormati dan memuji Tuhan. Bersyukur dan mengucapkan iman mereka bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan kemenangan.
Setiap orang mempunyai alasan untuk memuji Allah dan mengingat berkat-berkat-Nya. Apa pun alasannya, betapa penting memuji Allah dan beryukur. Tentu kita diingatkan untuk mengucap syukur dalam segala hal. Mengucap syukur saat suka maupun duka, sehat maupun sakit, baik maupun tidak baik keadaan kita. Itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus. [Pdt. Norita Yudiet Tompah]
REFLEKSI:
Dengan bersyukur dan memuji Tuhan setiap saat, kita akan semakin menghormati Tuhan serta hidup dengan sukacita dan bahagia.
Ayat Pendukung: Mzm. 114; Kel. 15:19-21; Mat. 6:7-15
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.