Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya …. (Kej. 37:11)
“Memangnya, apa sih kelebihan Pak Ridwan sehingga dia yang mendapat promosi itu? Rasanya, aku lebih baik dari dia!” Perkataan itu tak sengaja didengar Pak Ridwan dari rekan kerjanya yang iri atas promosi yang diberikan kepadanya. Padahal, selama ini mereka selalu berkerja sama dengan baik dan tidak ada konflik berarti. Tetapi, promosi yang diberikan kepadanya telah menimbulkan perasaan iri dalam hati rekannya dan mengubah hubungan kerja mereka selama ini.
Hubungan anak-anak Yakub juga mengalami perubahan. Selama ini mereka sudah terbiasa melihat perlakuan Yakub yang lebih mengasihi Yusuf dibandingkan anak-anak yang lainnya dan hal itu jelas menimbulkan perasaan iri dalam hati mereka. Rasa iri dan kebencian mereka terhadap Yusuf semakin bertambah besar setelah dia menceritakan mimpinya bahwa mereka semua akan berlutut di hadapannya. Kebencian yang besar itu, akhirnya membuat mereka berniat melenyapkan Yusuf.
Iri hati bisa berujung pada kejahatan. Membiarkan perasaan iri menguasai hati akan membuat kita selalu berpikir negatif tentang orang lain dan menjadikannya musuh. Akibatnya, kita tidak mampu bersyukur dengan kelebihan diri atau apa yang kita miliki. Diperlukan kebesaran hati dan kemampuan untuk bersikap positif saat melihat kelebihan orang lain dan menjadikannya pendorong untuk mengembangkan potensi diri. Bukankan itu lebih baik? [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
DOA:
Mampukan kami untuk selalu bersyukur atas keberadaan kami, Tuhan.
Ayat Pendukung: Mzm. 105:1-6, 16-22, 45b; Kej. 37:5-11; Mat. 16:1-4
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.