Tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia berbuat jahat kepadaku (Kej. 31:7)
Setiap memasuki bulan Agustus, warga Indonesia antusias mempersiapkan perayaan HUT kemerdekaan Republik Indonesia. Perayaan itu dilakukan sembari mengingat pengorbanan setiap orang Indonesia, tua, muda, laki-laki dan perempuan yang telah bahu membahu dengan gigih dan tanpa pamrih berjuang bersama demi kemerdekaan Indonesia. Namun, selain hasil pengorbanan para pejuang, kita pun meyakini bahwa kemerdekaan Indonesia juga diraih karena campur tangan Tuhan yang tidak membiarkan penindasan, penjajahan dan kejahatan yang dilakukan oleh sesama manusia.
Keyakinan semacam ini juga dimiliki Yakub. Situasi kehidupannya di rumah Laban mengalami perubahan. Anak-anak Laban tak menyukai keberadaannya. Laban pun berulang kali mengubah upah yang sudah disepakati bersama Yakub. Sikap Laban berubah terhadapnya. Yakub sesungguhnya geram, tetapi ia tidak berdaya. Maka, ketika Allah menyuruhnya kembali ke negeri nenek moyangnya, itu menjadi suatu pernyataan bahwa Allah tidak membiarkan kecurangan dan kejahatan dialaminya.
Dalam hidup kita mungkin saja kita juga mengalami kecurangan atau kejahatan. Kita tak berdaya untuk menghindar. Namun, percayalah Allah akan bertindak dengan cara-Nya. Yang perlu kita lakukan ialah berserah diri dengan hidup seturut kehendak-Nya. Maka kita akan menyaksikan kehadiran dan keadilan Allah.[Pdt. Henni Herlina]
DOA:
Mampukan kami percaya kepada-Mu di tengah kecurangan atau kejahatan yang kami alami karena Engkau tidak membiarkan.
Ayat Pendukung: Mzm. 17:1-7, 15; Kej. 31:1-21; Mat. 7:7-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.