Aku akan membuat kuasa kemuliaan-Ku berlaku atas bangsa-bangsa dan mereka semua melihat hukuman yang akan Kujatuhkan dan melihat tangan-Ku yang akan memukul mereka. (Yeh. 39:21)
Ketika masih Sekolah Dasar, saya merupakan murid terkecil di kelas; kecil dari sisi usia, juga kecil secara fisik. Akibatnya, saya kerap diejek dan diganggu teman-teman. Pernah satu kali saya pulang sekolah dengan menangis.
Pernahkah Saudara diejek atau diolok-olok karena berbeda? Lalu, apa yang harus kita perbuat jika kita diejek dan diolok-olok? Firman Tuhan mengatakan jangan takut. Percayalah kepada Tuhan! Bangsa Israel sedang menghadapi pergumulan berat. Bangsa- bangsa asing yang lebih kuat menguasai mereka. Raja mereka diangkut ke pembuangan. Bait Allah dijarah dan dihancurkan. Hal ini membuat Israel sangat terpukul. Allah mereka telah diolok-olok oleh bangsa yang tidak mengenal Tuhan, dan ironisnya mereka tak bisa melakukan apa-apa. Kejatuhan Israel sesungguhnya disebabkan oleh mereka sendiri. Hal ini pun mereka sadari. Mereka sudah memohon ampun dan berjanji untuk kembali kepada Tuhan serta meninggalkan segala hal yang jahat. Akan tetapi, orang terlanjur mengolok-olok dan memandang rendah Allah Israel. Merespons hal ini, Yehezkiel menguatkan Israel, ia mengatakan: akan ada masanya Tuhan menunjukkan kuasa-Nya yang mengatasi segala allah kepada bangsa-bangsa. Saat itulah, Tuhan akan memulihkan Israel.
Masalah dan pergumulan yang tak kunjung usai kerap membuat kita sedih, bahkan membuat kita merasa Tuhan tidak hadir dalam hidup kita. Firman Tuhan yang disampaikan Yehezkiel meneguhkan kita untuk tidak takut, melainkan percaya kepada Tuhan. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Kuasa-Nya menyertai kita selamanya. [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
REFLEKSI:
Pergumulan dapat melemahkan jiwa, tetapi pengharapan menguatkan. Sudahkah kita memiliki pengharapan di dalam Tuhan?
Ayat Pendukung: Mzm. 139:1-12, 23-24; Yeh. 39:21-29; Ibr. 6:13-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.