Doa Tuhan Yesus “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka (baca: para murid, jemaat Tuhan) dalam nama-Mu” (ay.11), sekaligus merupakan tugas panggilan Gereja untuk peka membaca situasi apa pun yang Tuhan hadapkan dalam kehidupan ini sebagai wujud dari pemeliharaan Tuhan bagi umat-Nya.
“Berbahagialah kamu yang tidak melihat namun percaya”, ini gambaran iman yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita, yaitu suatu iman yang ‘imaginative ’, yang mau terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan baru yang Tuhan nyatakan dalam upaya memelihara kehidupan kita. Oleh sebab itu Gereja saat ini juga terpanggil untuk belajar terbuka dan beradaptasi dengan situasi ‘new normal’ yang sedang terjadi dalam masa pandemi Covid 19 saat ini.
Situasi yang baru saat ini menggugah Gereja melakukan refleksi teologis, bagaimana memahami pemeliharaan Tuhan kepada umat-Nya sehingga spiritualitas (kehidupan beriman) mereka tetap terjaga dan bahkan terbangun untuk lebih mewujudkan belas kasihan, keramahtamahan dan keadilan.
Keadaan “new normal” ditandai dengan banyaknya pilihan yang ditawarkan. Dampaknya menciptakan paradigma yang baru, pengkotak-kotakan denominasi yang ada dipaksa untuk cair tanpa dinding penyekat, dan sekonyong-konyong jemaat merasa semuanya serba terbuka, sehingga Gereja “dipaksa” untuk menyatu dalam mempersaksikan kasih Tuhan kepada dunia.
Kondisi yang baru ini mudah-mudahan dipahami Gereja dari berbagai denominasi dan tradisi apa pun untuk kembali ke paradigma dasar yaitu hidup menggereja yang diarahkan dan dibangun dengan berpikir bagaimana kita menempatkan diri kita dibawah pekerjaan Allah Bapa, Kristus dan Roh Kudus yang lebih besar daripada Gereja itu sendiri. Karena itu Gereja dengan budaya atau tradisinya yang notabene adalah produk masa lalu harus tunduk mengarahkan pemahaman teologisnya secara terbuka untuk menyerap dan mengelola apa pun yang Tuhan nyatakan dalam kehidupan ini.
(tt)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.