Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku. (Mzm. 66:16)
Belasan tahun lalu, saya naik kapal dari Tobelo ke Manado. Pelayaran itu mestinya memakan waktu sekitar 20 jam. Tetapi, terjadi badai di perjalanan dan kapal kami terombang-ambing, sulit dikemudikan berjam-jam lamanya. Syukurlah, Tuhan menolong kami. Setelah membutuhkan waktu sekitar 24 jam, kami pun akhirnya tiba dengan selamat. Melalui perjalanan itu, saya belajar arti berserah secara penuh dan menantikan pertolongan Tuhan yang tak terkira.
Pemazmur memuji Tuhan karena pekerjaan-Nya yang dahsyat, khususnya mengingat kisah keluaran dari Mesir (ay. 1-7). Bagi pemazmur, kesulitan-kesulitan yang dialami adalah cara Tuhan memurnikan umat-Nya. Bagaikan berjalan menempuh api dan air, perjalanan itu begitu sukarnya. Dalam perjalanan itu, Tuhan membebaskan umat yang telah dimurnikan-Nya. Pemazmur bersorak dan mengajak umat untuk mendengarkan ceritanya tentang perbuatan Tuhan. Betapa Tuhan mendengar dan memperhatikan (ay. 19), serta tidak menolak doa orang yang tulus (ay. 20).
Ada banyak peristiwa sulit yang kita hadapi dalam hidup ini. Dalam setiap peristiwa itu, Tuhan sedang memurnikan kita. Yang penting adalah bagaimana kita terus berserah dan percaya pada pertolongan Tuhan. Setelah melewati berbagai kesulitan, maka ada cerita tentang kekuatan Tuhan, yang dapat kita sampaikan kepada keluarga dan teman-teman kita; cerita-cerita yang akan membawa pujian bagi nama Tuhan. [Pdt. Novita Sutanto]
REFLEKSI:
Pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan yang dahsyat.
Ayat Pendukung: Mzm. 66:8-20; Kej. 8:13-19; Yoh. 14:27-29
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.