tikus

Antara Tikus & Badu

Belum ada komentar 41 Views

Kita tidak nyaman dengan keberadaan tikus di rumah kita. Namun, jika kita menjadi tikus, apakah yang akan kita lakukan di dunia manusia?

Suatu sore, Badu membeli perangkap tikus. Sudah seminggu ia tak tahan lagi, karena ia melihat seekor tikus lewat di sudut rumahnya. Malam itu, ia mengambil sisa roti, mengolesinya dengan selai kacang sebagai umpan, memasangnya di perangkap tikus, lalu pergi tidur. Dasar namanya juga cerita, secara ajaib ia terbangun di sebuah sudut gelap rumahnya. Ia merasa aneh. Ia kucek-kucek matanya untuk mencoba melihat dengan jelas. Sekelilingnya tampak benda benda rumahnya dalam ukuran yang amat besar. Ia melihat kasur yang dimilikinya menjadi sangat besar dan sedang ditiduri oleh raksasa. Tak percaya, ia melihat dirinya sendiri sedang tidur di kasur itu. Ia menyentuh badannya, ia merasakan bulu-bulu. Ia melihat tangannya, kotor dan berkuku panjang. Betul, Badu bertukar tempat dengan tikus. Badu menjadi seekor tikus.

Badu langsung stres menjadi seekor tikus. Ia berjalan-jalan ke sana kemari, mencoba mencari apa yang membuatnya bisa menjadi seekor tikus. Beruntung ia masih memiliki pikiran sadarnya, sehingga tidak mengambil umpan yang telah disiapkannya tadi. Roti selai kacang itu seakan-akan menggodanya. Perut tikus Badu ternyata lapar. Sempat dipikirnya, “Mungkinkah aku mengambil roti tanpa memicu perangkap itu.” Namun ia segera sadar, ia tak mau mengambil risiko. Ia berlari ke arah tempat sampah untuk mencari sesuatu yang bisa dimakannya. “Aku harus tetap bertahan, siapa tahu saat pagi aku akan kembali menjadi Badu yang normal lagi,” begitu pikirnya.

Of Mice and Men
Novel John Steinbeck yang diterbitkan pada tahun 1937, Of Mice and Me, berlatarbelakang ketika Amerika mengalami apa yang disebut dengan The Great Depression, yakni saat krisis ekonomi besar-besaran pada tahun 1930-an. Dua orang sahabat, Lennie dan George, pergi mencari kerja di suatu peternakan. Lennie bertubuh besar dengan mental seperti anak kecil, dan George adalah seorang dewasa yang bertubuh kecil. Lennie tidak dapat mengingat dengan baik, dan selalu meminta George bercerita tentang cita-citanya membangun peternakan. Lennie suka binatang berbulu lembut, walau kadang-kadang secara tidak sengaja membunuhnya karena fisiknya sangat kuat. Of Mice and Men menceritakan tentang pertemanan, suatu hal yang langka saat ekonomi sulit. Lennie menjaga George, dan George menjaga Lennie.

Sampai suatu hari, Lennie tidak sengaja membunuh istri salah seorang teman George di peternakan. Ia sangat ketakutan dan bersembunyi di pinggir danau, tempat di mana hanya George dan Lennie yang tahu. Ketika George mengetahui bahwa Lennie telah membunuh, ia langsung pergi ke pinggir danau itu. Di situ ia mencoba menenangkan Lennie yang ketakutan. Di belakang Lennie, ia mengeluarkan pistol dan menembak kepala Lennie. George tak ingin Lennie lebih bermasalah lagi dengan orang yang mengejarnya. Of Mice and Men menceritakan suatu realitas kehidupan yang sangat tidak menentu. Masalah dapat datang dan menggagalkan mimpi-mimpi yang tersusun indah. Ketika dituangkan dalam film (Of Mice and Men, 1992), terlihat ada burung merpati terbang saat Lennie tak sengaja mematahkan leher istri teman George. Burung merpati itu perlambang bahwa mimpi mereka hilang terbang. George dan Lennie tidak bisa mempunyai peternakan bersama.

John Steinbeck terkenal dengan karyanya yang mengedepankan realitas kehidupan yang cenderung kelam. Beberapa karyanya dipandang kontroversial dan bukunya dilarang diterbitkan di beberapa daerah karena dianggap terlalu melebih-lebihkan. Steinbeck memberikan penegasan tentang kondisi pemerintahan korup, di mana orang kaya akan makin kaya, dan orang miskin makin miskin. Dalam Of Mice and Men, ia mengesankan tantangan sangat besar yang dihadapi orang di kelas bawah dalam perjuangan mewujudkan mimpinya. Pembaca diberi gambaran bahwa kadang-kadang orang kelas bawah harus mengorbankan sesuatu demi mewujudkan mimpinya. Apa pun harus dikorbankan, bahkan sahabat sendiri. Dalam Of Mice and Men, George mengorbankan sahabatnya Lennie. Inilah pertanyaan kehidupan setiap orang yang mengejar mimpi. Mana yang lebih penting, mewujudkan mimpi atau peduli pada teman? Mana yang lebih prioritas, keinginan pribadi atau menjaga hubungan?

Pilihan George dan Kain
Seperti Kain membunuh Habel. Demi mimpinya menjadi yang terutama dalam persembahan kepada Allah, ia tidak terima ketika persembahan Habel yang dipilih. Habel pun dibunuh. Kain mengorbankan saudaranya. Ingat, saudara laki-laki satu-satunya. Pada waktu itu belum dipaparkan dengan jelas bahwa ada manusia lain selain mereka berempat (Adam, Hawa, Kain, dan Habel). Jika Kain ingin main congklak, ia hanya bisa bermain dengan Habel. Namun, ia tetap membunuh saudaranya karena masalah persembahan. Dan begitu ditanya oleh Tuhan, ia berkata di Kejadian 4:9, “Apakah aku penjaga adikku?” Ini menunjukkan bahwa Kain ternyata tidak peduli pada adiknya. Ia lebih peduli pada keinginannya.

Amat mudah membuat pilihan seperti Kain dan George. Mengorbankan orang lain demi mencapai keinginan. Namun Yesus tidak demikian. Dosa ketidakpedulian pada orang lain— dosa mula-mula Kain—ditepiskan-Nya ketika dalam Yohanes 1:14 dikatakan, “Firman itu telah menjadi Manusia”. Tuhan Yesus lebih mementingkan kita. Allah dalam kemuliaan, rela turun menjadi manusia. Bayangkan jika Yesus seperti Kain dan George, maka Yohanes 1:14 akan berbunyi, “Firman itu tetap menjadi Allah, tidak mau bersentuhan dengan manusia, Firman itu terpisah, tidak tinggal bersama manusia.” Tidak ada Natal untuk kita.

Manusia itu Telah Menjadi Tikus
Setelah menyantap sisa-sisa makanan di tempat sampah, Badu mulai merenungkan kehidupannya. Di pinggir jendela bersama pot bunga di sampingnya, ia memandangi bulan yang seperti keju. Dalam hatinya, ia hanya ingin kembali normal. Mulailah ia membayangkan masa lalunya. Apa saja segala kesalahan yang telah dibuatnya? Mengapa ia harus menerima kutukan menjadi tikus seperti ini? Tiba-tiba sesuatu menyambar pikirannya. Ia pergi ke gudang perkakas. Dicarinya potongan pipa 2 inci. Suara berisik barang-barang di gudang berjatuhan karena diberantakinnya. Ia berhasil menemukan pipa 2 inci yang pendeknya 3 sentimeter. Dimasukkannya kepala, lalu tangannya ke dalam lubang pipa itu, sampai mentok ke perut. Potongan pipa itu membuatnya seperti memakai korset. Ia berlari keluar gudang menuju jebakan roti selai kacang. Dan dengan percaya diri ia mengambil dan makan roti selai kacang itu. Jebakan itu berfungsi dan “Snap!”

Badu terbangun di tempat tidurnya. Ia membuka selimut dan memeriksa kakinya. Kakinya kaki manusia. Ia menyentuh muka, badan, tangan, dan memastikan semua normal. Ia telah kembali menjadi manusia. Lalu ia menengok ke jebakan, di situ ada seekor tikus terjepit, tapi belum mati karena penjepitnya tertahan pipa yang dipakai seperti korset di perutnya. Badu melepaskan penjepit dari jebakan, juga pipa yang mengikat tubuh tikus itu. Tikus itu adalah dirinya tadi. Ia sadar dan menyesal. Selama ini telah memandang tikus dengan sebelah mata, seakan-akan hidup seekor tikus tiada artinya. Melalui pengalaman menjadi tikus, Badu belajar iba kepada tikus. Jika ada kitab suci untuk para tikus, maka akan ada ayat yang berbunyi, “Pada mulanya adalah manusia, manusia itu menjadi tikus, dan manusia itu peduli pada tikus.”

Sedikit tips untuk kita semua. Jika tidak mau ada tikus di rumah, biasakan untuk mencuci piring. Bagi yang tinggal di kos, buatlah aturan disiplin. sekali makan langsung cuci. Jangan biarkan piring atau gelas kotor menginap di malam hari. Biasakan membuang sampah bekas makanan atau masakan di tempat sampah luar rumah sebelum kita tidur. Jangan lupa, di tempat sampah luar rumah, buatlah pemilahan sampah organik dan nonorganik. Beri keterangan gambar/ tulisan yang jelas agar mempermudah tikus membaca keterangan tersebut. Tikus akan mencari makan atau mengacak-acak di tempat organik saja. Jika kita sudah melakukan semua itu—dan tikus masih juga berkeliaran di dalam rumah kita— maka kemungkinan besar, ia ingin berkenalan dengan kita. Mungkin ia ingin mengucapkan “Terima kasih”.•

| SAMUEL SEBASTIAN

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Pemuda