Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia ….(Flp. 1:29)
“I’ve Been to the Mountaintop” (Saya sudah pernah ke puncak gunung) adalah sebutan untuk pidato terakhir dari Pdt. Martin Luther King, Jr. Ia menyampaikannya di Gereja Allah dalam Kristus, Mason Temple, AS. Pdt. King dengan lantang dan berani memaparkan ketidakadilan yang dialami warga keturunan Afrika karena kebijakan publik yang buruk. Di akhir pidatonya itu, ia menyinggung soal kematian yang mungkin akan dialaminya dalam waktu dekat. Esok harinya setelah pidato itu, Pdt. King wafat akibat ditembak.
Paulus mengatakan bahwa seiring dengan iman kepada Kristus, kita pun dikaruniai kemampuan untuk menderita bagi-Nya. Ini bukan berarti kita mencari-cari penderitaan. Tetapi, semestinya kita menjadi serius dan penuh kasih saat mengikuti Kristus, meskipun harus mengalami penderitaan. Ada sisi lain dari penderitaan yang acap kali luput untuk dicermati. Tentu, penderitaan dalam pemaknaan kesetiaan mengikut Kristus. Pertama, penderitaan menyadarkan kita bahwa kenyamanan dalam hidup tidak selalu membangun. Kedua, penderitaan memurnikan iman kita dari kepalsuan.
Ketiga, penderitaan menjadi kesaksian iman yang menginspirasi orang lain untuk ikut bertumbuh dalam iman. Keempat, penderitaan menjadi keniscayaan demi terwujudnya perubahan- perubahan yang berkualitas dalam hidup. Setelah melihat sisi lain dari penderitaan, bersediakah kita untuk setia menderita bagi Kristus? [Pdt. Essy Eisen]
DOA:
Ya Bapa, meskipun aku menderita, aku akan tetap setia mengikut jalan kasih Kristus. Kuatkanlah diriku dengan kuasa kasih-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 31:9-16; Ayb. 13:13-19; Flp. 1:21-30
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.