Sebab itu keadilan tetap jauh dari pada kami dan kebenaran tidak sampai kepada kami. Kami menanti-nantikan terang, tetapi hanya kegelapan belaka …. (Yes. 59:9)
Consitta ingin menurunkan berat badan. Dia memilih diet tertentu yang menurut anggapannya paling cocok. Setiap pagi, Sitta memeriksa perubahan berat badannya di timbangan. Jika beratnya berkurang, ia tersenyum dan menganggap program dietnya itu cocok. Jika timbangannya bertambah, ia mengabaikan dan menganggapnya sebagai fluktuasi normal. Selama beberapa bulan, ia hidup dalam ilusi bahwa dietnya berhasil, walau berat badannya tidak berubah.
Manusia suka hidup dalam ilusi. Demikian juga dengan bangsa Israel, mereka hidup dalam ilusi bias konfirmasi. Apa itu? Mereka membuang informasi baru yang bertentangan dengan teori, kepercayaan dan keyakinan yang sudah ada. Lalu informasi baru apa yang mereka tolak? Yesaya menyerukan agar umat itu bertobat, melakukan apa yang TUHAN kehendaki. Namun, apa yang terjadi? Mereka tetap memegang teori, kepercayaan dan keyakinan yang sudah ada, yakni kami adalah bangsa pilihan, umat kesayangan Allah. Apa pun yang kami lakukan, Allah tetapi menyayangi kami!
Ilusi keyakinan inilah yang menjadi penyebab keadilan, kedamaian dan kebaikan tidak terjadi! “Kami menanti-nantikan terang, tetapi hanya kegelapan belaka, menanti-nantikan cahaya, tetapi kami berjalan dalam kekelaman” (Yes. 59:9). Dosa adalah penghambat keselamatan dan ilusi bias konfirmasi membuat orang merasa tidak bermasalah dengan dosa. Pertobatan adalah jalan terbaik untuk menyambut keselamatan! [Pdt. Nanang]
REFLEKSI:
Bertobat adalah jalan terbaik untuk menyambut keselamatan.
Ayat Pendukung: Mzm. 146; Yes. 59:9-19; Kis. 9:1-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.