“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”. (Mat. 5:17)
Di sebuah asrama, terdapat sepuluh ekor kucing liar yang berkeliaran di sana sini. Kucing-kucing itu mencuri makanan di dapur sehingga merugikan warga asrama. Maka, dibuatlah kebijakan untuk memberi makan kucing-kucing tersebut. Warga asrama kemudian menentukan jadwal pemberian makan kucing-kucing itu. Lama-kelamaan kucing itu mati satu demi satu, namun jadwal memberi makan kucing masih ada. Anehnya, warga asrama berniat meneruskan tradisi itu dengan membeli kucing-kucing baru dan merantaikannya di asrama demi kelanjutan jadwal tersebut.
Kita perlu mengetahui mengapa sebuah tradisi lahir sehingga kita tidak keliru memahami dan melakukannya. Hukum Taurat diberikan Allah untuk menolong manusia mengekspresikan kasihnya dengan segenap hati kepada Allah. Namun, Alkitab mengungkapkan bahwa sepanjang sejarah Israel, hukum- hukum ini telah banyak disalahgunakan sehingga kehilangan maknanya. Di zaman Yesus, ahli-ahli Taurat telah mengubah hukum-hukum Taurat sehingga mengakibatkan umat menjadi kebingungan. Yesus pun bertindak untuk memperbaiki pola pikir pendengar agar memahami secara tepat maksud asali Tuhan di dalam Taurat. Yesus tidak melawan Taurat, tetapi sedang mengembalikan Taurat ke tempatnya setelah penyalahgunaan yang masif pada zaman itu.
Mengertikah kita kenapa Allah memberikan berbagai perintah? Dia ingin kita mencintai-Nya. [Pdt. Indra Kurniadi Tjandra]
DOA: Tuhan ajarlah aku mengasihi-Mu melalui ketaatan kepada perintah-Mu.
Ayat Pendukung: Yes. 58:1-9a (9b-12); Mzm. 112:1-9 (10); 1Kor 2:1-12 (13-16); Mat 5:13-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.