Lalu berkatalah Samuel kepada seluruh kaum Israel demikian: “Jika kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin.” (1Sam. 7:3)
Umumnya, seorang pemimpin dianggap hebat, jika tim pendukungnya kuat dan berjumlah besar. Seorang pemimpin juga akan dianggap hebat, jika persenjataannya canggih. Lalu, bagaimana dengan Samuel? Apakah Samuel memiliki kriteria-kriteria itu?
Telah lama bangsa Israel berpaling dari Tuhan, dan beribadah kepada para Baal dan Asytoret. Di saat yang sama, bangsa Filistin terus mengejar dan menyerang mereka sehingga mereka pun menjadi takut. Firman Tuhan tegas berkata, “Tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin.” Bangsa Israel menyadari akan dosa mereka, yaitu menyembah allah lain. Mereka pun meminta Samuel memimpin mereka di dalam doa dan persembahan agar Tuhan mau menyelamatkan mereka. Terjadilah, bangsa Filistin dikalahkan oleh bangsa Israel, bahkan sampai membuat bangsa Filistin menyingkir ke hilir Bet-Kar. Samuel pun mengakui bahwa semuanya itu terjadi karena Tuhan yang menolong.
Menjadi seorang pemimpin ternyata tidak hanya membutuhkan kekuatan. Keteguhan hati dan ibadah, itulah yang membuat Samuel dan bangsa Israel berhasil mengalahkan bangsa Filistin. Selain itu, jangan lupa bahwa keberhasilan kita sesungguhnya adalah karena pertolongan Tuhan. [Pdt. Arliyanus Larosa]
REFLEKSI:
Dalam keadaan sulit sekalipun, tetaplah setia kepada Tuhan, sebab Tuhan sendiri yang akan menolong dengan cara-Nya yang ajaib.
Ayat Pendukung: Mzm. 29; 1Sam. 7:3-17; Kis. 9:19b-31
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.