“Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Mat. 24:13)
Penderitaan, sakit, peperangan, perseteruan, penolakan, dan lain-lain mewarnai kehidupan umat Allah sedari dahulu sampai saat ini. Menjadi pasif, bukanlah sikap pengikut Kristus. Kehilangan harapan, bukanlah respons Kristiani. Pendeta Dietrich Bonhoeffer pernah menulis, “Penderitaan telah membuat manusia menjadi dewasa … penderitaan adalah materai bagi murid yang tulen … dan ketaatan itu akan membawa para murid pada salib … Mengikuti Kristus berarti ambil bagian secara sukarela pada penderitaan Kristus sampai akhir dan secara penuh.”
Yesus memperingatkan para murid mengenai penderitaan yang akan mereka alami. Penderitaan itu menuntut kesabaran dan kesetiaan (sampai pada kesudahannya). Berat, namun tidak boleh menyerah. Injil tidak boleh berhenti diberitakan. Kabar Kerajaan Allah harus terus disebar, meskipun mengalami penderitaan. Karya kasih, pendamaian, memperjuangkan keadilan dan kebenaran tak boleh hilang dari semangat para murid. Yesus mengetahui jalan hidup yang akan dihadapi murid-murid-Nya. Karena itu, Ia mengingatkan mereka untuk bertahan, sabar dan setia menghadapinya.
Murid-murid Kristus bukanlah orang yang mudah menyerah saat menghadapi pergumulan. Penderitaan atau pergumulan bisa datang silih berganti, namun yang penting adalah Allah dapat diandalkan untuk melewati semua itu. Penderitaan yang kita terima sebagai murid Kristus tak seberapa dari yang Ia pikul. (Pdt. Budiman)
REFLEKSI:
Apa makna iman dari salib yang Anda pikul sebagai murid Kristus?
Ayat Pendukung: Mzm. 141; Yeh. 43:1-12; Mat. 23:37—24:14
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.