Saya pernah dipukul oleh kakak pertama saya pada waktu saya kecil. “Kamu pikir saya sansak?” Dia bukan marah atau membenci saya. Singkat cerita, akhirnya Papa membuatkannya sansak kecil dari pasir dan ban bekas buat berlatih boxing.
Banyak orang tidak sadar menjadikan orang lain sansak. Alih-alih menolong yang lemah malah membully yang tak berdaya.
Tuhan tahu itu dan rupanya membuatkan sansak buat kita. Kristus mati di kayu salib menjadi yang seakan bersalah dan harus kena tinju kita. Untuk apa? Agar kini kita melangkah menyambut mereka yang lemah dan menolong yang terluka.
Seperti Kristus, hakim yang adil itu telah menerima, mengampuni dan memulihkan kita… Mari sambut mereka yang berbeda karena mereka berharga!
RJS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.