Timotius adalah anak yang lahir dari perkawinan campur yang berasal dari Listra. Ibunya wanita Yahudi dan bapaknya seorang Yunani (2 Tim 1:5). Bagi orang Yahudi, anak dari hasil perkawinan campur tidak diakui sebagai anak Yahudi. Sekalipun ibu Timotius mengajarkan Taurat kepadanya, Timotius sejak kecil pastinya tidak mendapat tempat di kalangan orang Yahudi karena statusnya sebagai anak dari seorang ayah Yunani.
Namun rupanya setelah Timotius dewasa, ia sangat dihormati oleh saudara-saudaranya yang akhirnya juga menjadi Kristen. Melalui 2 Tim 3:11 dapat kita simpulkan bahwa Timotius segera menjadi pengikut Kristus sewaktu Paulus mengunjungi Listra pertama kali. Rupanya penderitaan Paulus menggerakkan Timotius untuk melayani Kristus mengikuti jejak Paulus.
Sebagai seorang muda, Timotius ternyata dikenal Paulus, pemalu dan penakut (2 Tim 1:7,8). Namun Paulus memuji Timotius yang ternyata juga penuh dengan kasih sayang dan ketaatan (2 Tim 3:15). Timotius dinasehati supaya jangan membiarkan dirinya tergoda oleh nafsu orang muda (2 Tim 2:22), dan supaya jangan merasa malu menyaksikan injil (2 Tim 1:8).
Di jaman ini pun banyak kaum muda seperti Timotius. Kelebihan kita justru seringkali menjadi kelemahan kita untuk memberi hidup bagi Dia. Kita memiliki banyak waktu untuk berkarier tetapi tidak memiliki waktu untuk melayani Tuhan. Kita memiliki banyak kecakapan untuk mengembangkan diri dalam dunia kerja, tetapi berdalih tidak berdaya dalam urusan gereja.
Bagi kaum muda: Mari kita gunakan kesempatan di masa muda kita untuk melayani Tuhan dan menjadi teladan di manapun kita berada. Jauhkan nafsu kaum muda, jangan malu menyaksikan injil dan hiduplah dalam ketaatan kepada Tuhan! Tuhan sangat menghargai kita dan karya kita!
[Riajos]
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.