Sebuah kisah tentang seorang petani mempunyai seorang anak yang tidak pernah membantu ayahnya bekerja di ladang mereka. Akibatnya ia tidak memiliki kemampuan bercocok tanam. Pada waktu ayahnya meninggal ia mengwariskan ladang itu kepada anaknya. Ketika musim tanam sang anak menanam padi di ladang orangtuanya. Hari demi hari dilalui namun ia merasa pertumbuhan padinya lambat dan tidak menghasilkan butir padi dengan cepat. Ia kehilangan kesabaran dan mengambil jalan pintas untuk segera panen. Ia berpikir : “Alangkah baiknya jika batang padi ditarik ke atas agar cepat tinggi dan berbuah dengan cepat. Dua hari kemudian batang padi yang ditarik ke atas bukanya makin tinggi tapi malah tunduk layu dan mati. Ketidaksabaran sering membawa malapetaka.
Kisah di atas sangat berbeda dengan Cara Allah dalam proses pertumbuhan iman percaya umat-Nya (gereja). Dalam situasi kondisi manusia terburuk sekalipun, Allah selalu punya cara untuk menyelamatkan manusia. Yesaya memberitakan kesabaran dan kasih setia Tuhan dalam menjangkau umat yang sedang dalam pergumulan. Kondisi spiritual mereka jauh dari pertumbuhan iman bahkan sangat memprihatinkan. Mereka tidak memedulikan Tuhan dan tidak pernah lagi memanggil nama-Nya ( ayat 1). Mereka memberontak dan tidak peduli kepada Tuhan( ayat 2). Mereka menyakiti hati Tuhan dengan cara hidup mereka dan menyembah dewa-dewa (ayat 3-4). Namun Kasih Tuhan kepada umat-Nya dan seluruh bangsa melampaui keterbatasan dan keberdosaan mereka. Kesabaran Tuhan yang tidak berhenti dan terus berlanjut sampai pemulihan generasi-generasi selanjutnya (ayat 9). Kesabaran Allah dan kasih karunia Tuhan kiranya menjadi dasar bagi GKI Pondok Indah untuk melanjutkan karya Allah dalam menjangkau setiap orang dalam keadaan apapun di tengah dunia. Selamat hari ulang tahun.
LS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.