Pada waktu renungan ini saya susun, pemilihan umum belum terjadi. Apapun hasilnya dan siapapun yang terpilih, sebuah pertanyaan besar adalah: ‘Apakah Indonesia yang satu, yang harmonis, yang saling menghargai akan kembali terwujud’? Sungguh menarik ‘pemulihan’ yang Yesaya gambarkan. Pemulihan itu tidak bersifat personal (seperti harapan kebanyakan peserta pemilu): ‘kalau calonku menang, hidupku akan lebih baik’. Pemulihan yang Yesaya gambarkan adalah: ‘communal harmony’. Keluarga yang utuh, harmonis, persekutuan gereja yang utuh dan harmonis, saling menghargai dan tidak saling mencurigai. Dan tentu Indonesia yang satu dan harmonis!
Pijakan dari pemulihan itu dalam iman gereja adalah peristiwa kebangkitan Kristus. Paskah mestinya kita sambut dengan sebuah komitmen untuk masuk dalam peristiwa pemulihan itu! Mengerjakan ‘communal harmony’ dalam setiap sisi kehidupan kita. Perbedaan harus kita letakkan dalam konteks ‘harmony’, sehingga tidak memisahkan namun justru menyatukan dalam sebuah keindahan ‘harmony’. Mari kembali ke dalam keluarga, persekutuan dan kehidupan berbangsa dengan semangat untuk mengerjakan ‘harmony’. Sebab pemulihan telah dinyatakan, sambutlah! Selamat Paskah!
RDJ
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.