Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
(1 Tawarikh 16:8)
Mengucap syukur sejatinya adalah sebuah kesaksian. Ketika Anda mengucap syukur, maka orang akan bertanya kepada Anda: Apa yang Anda syukuri? Apa yang terjadi dengan Anda? Dan ketika Anda menjawab pertanyaan tersebut, bukankah pada waktu itu Anda sedang memberikan sebuah kesaksian? Sungguh sulit dipahami bila sebuah pengucapan syukur dilepaskan dari kesaksiannya. Pengucapan syukur selalu menuntut adanya sebuah kesaksian. Itulah sebabnya ketika Raja Daud mensyukuri hadirnya tabut perjanjian Allah di Yerusalem, ia mengajak seluruh umat Israel untuk mensyukurinya dengan memanggil nama Tuhan, menyanyikan nyanyian pujian bagi-Nya dan memperkenalkan segala perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
Di sisi lain, ada orang yang mengucap syukur kepada Tuhan dan bersaksi, tapi yang disaksikannya bukan Tuhan, melainkan dirinya sendiri yang diberkati, usahanya yang makin maju, kesehatannya yang pulih. Ini juga tidak pas, karena ia bukan menyaksikan Tuhan yang memberkatinya, tetapi dirinya yang diberkati.
Lalu apa yang akan kita lakukan ketika kita mensyukuri hari ulang tahun GKI PI? Cukupkah dengan menyelenggarakan ibadah syukur? Lalu apakah perbuatan baik Tuhan yang ingin Anda perkenalkan kepada orang-orang di sekitar Anda? Kasih-Nya? Kepedulian-Nya? Pemeliharaan-Nya? Hadirkanlah semua itu melalui hidup Anda.
Sungguh sulit dipahami ketika Anda meyakini bahwa Allah begitu mengasihi Anda, tapi kasih tidak tampak dalam hidup keseharian Anda. Ketika Anda begitu meyakini kepedulian Allah kepada Anda, tapi Anda menjadi pribadi yang tidak peduli. Perkenalkanlah Tuhan melalui senyuman Anda, keramah-tamahan Anda, seluruh perbuatan keseharian Anda.
Saya sungguh bersyukur bisa mengikuti perjalanan GKI PI dalam kurun waktu yang cukup lama. Ada juga waktu sulit yang kadang-kadang harus dilalui. Namun Tuhan selalu hadir pada saat yang tepat. Kasih Allah tidak pernah berhenti dicurahkan kepada GKI PI. Mengingat semua perbuatan Tuhan itu, tidak ada cara lain bagi kita untuk meresponsnya, selain dengan mengucap syukur dan menyaksikan Tuhan yang baik melalui hidup kita.•
» Pdt. Rudianto Djajakartika
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.