Berita tentang kebangkitan Kristus adalah kabar baik bagi manusia tetapi sulit diterima oleh sebagian orang. Salah seorang filsuf ateis, Bertrand Russel, berkata: “Saya percaya bahwa ketika meninggal saya akan membusuk dan kesadaran saya tidak akan bertahan.” Russel tidak percaya kepada kebangkitan orang mati, karena itu ia tidak percaya kepada kebangkitan Yesus. Russel sepaham dengan kaum Saduki yang juga menolak ajaran tentang kebangkitan.
Pernyataan Russel sangat bertolak belakang dengan pemahaman Ayub dalam Perjanjian Lama. Dalam penderitaannya, Ayub berkata: “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah” (Ayub 19:25). Ini pernyataan luar biasa tentang kematian dari mulut seseorang yang berada dalam pergumulan hidup dan mungkin merasa ajalnya sudah begitu dekat. Ayub percaya akan tetap melihat Allah, sekali pun dalam kondisi terburuk, karena ia telah belajar melihat arti kehidupan dari kebangkitan, dan bukan dari penderitaan atau kematian. Pendeknya, ia telah berjumpa dengan kuasa yang mengubah dan membangun imannya, sekalipun dalam penderitaan. Ayub 42:5, ”Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”
Pengalaman iman Ayub bertemu Tuhan dalam Perjanjian Lama (PL) berbeda dengan para murid Yesus. Sebelum kebangkitan Tuhan, mereka takut dan tidak berani bersaksi. Mereka ragu-ragu, bahkan belum juga percaya, meskipun telah melihat tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya. Namun setelah berjumpa dengan Tuhan Yesus yang bangkit, mereka mendapat pengalaman iman yang baru. Kehebatan kuasa kebangkitan membongkar ketakutan dan keterbatasan para murid Tuhan. Mereka mau dan berani menjadi saksi-saksi-Nya. Begitu juga yang dialami Rasul Paulus dalam perjalanannya ke Damsyik. Kuasa Tuhan menjamah hatinya, mengubah, membangun dan menyelamatkannya dari jalan yang sesat.
Pengalaman bertemu dengan Tuhan membuat Paulus dan para murid Yesus berani tampil sebagai saksi-saksi kebangkitan-Nya. Pada tahun 325 M, seorang sejarawan dari Kaisarea bernama Eusebius, menulis buku yang berjudul: “Rasul dan Murid Sang Juru Selamat Telah Menyebarkan dan Mengkhotbahkan Injil ke Seluruh Dunia.” Dalam buku ini, Eusebius bercerita tentang bagaimana para murid wafat dalam memberitakan kebangkitan Tuhan. Ini mengindikasikan bahwa mereka adalah saksi-saksi mata kebangkitan Yesus.
Disebutkan di dalam buku itu, bahwa Petrus disalibkan dengan kepala di bawah, karena merasa tidak layak untuk disalibkan seperti Yesus. Yohanes digoreng di dalam bak minyak mendidih di Roma. Paulus disiksa dengan sangat kejam dan dipenggal kepalanya oleh kaisar Nero. Andaikata kebangkitan Yesus merupakan rekayasa para murid dan isapan jempol belaka, rasanya sulit bagi Paulus dan para murid Yesus untuk mau menderita dan mati sebagai martir. Rasul Paulus bahkan berkata dalam Fil. 1:21: ”Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”
Spiritualitas apa yang dimiliki Paulus dan para murid Tuhan Yesus setelah bertemu dengan-Nya?
KUASA
Efesus 1:19-20 berkata:” Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya. Sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya yang dikerjakan di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di Surga.”
Rasul Paulus menggunakan kata Yunani ‘dunamis’ untuk kuasa, artinya: daya, kesanggupan, kemampuan.
Kata yang sama dipergunakan Lukas dalam menulis Kisah Para Rasul 1:8: “Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea, dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Kuasa kebangkitan itu begitu hebat. Ia memiliki daya menggulingkan batu besar penutup kubur, menghidupkan Yesus, mengubah hidup manusia berdosa. Dan yang sangat penting: kuasa yang membangkitkan Yesus dari kematian itu diberikan juga kepada Gereja Tuhan sampai hari ini.
- Supaya orang yang percaya kepada Kristus juga mengalami kebangkitan tubuh. Rasul Paulus berkata: “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah kepercayaan kamu” ( 1 Kor. 15:14)
- Murid Tuhan yang sejati, tak lagi punya pilihan dan alasan untuk tidak memberitakan kabar sukacita Paska: Tuhanku sudah bangkit. Tuhanku hidup!
- Kemajuan Injil semata-mata terjadi karena kehebatan kuasa Tuhan yang membangkitkan Yesus dan kuasa Roh Kudus yang diberikan kepada orang-orang yang percaya. Kuasa kebangkitan itulah yang mampu mengubah hidup Saudara.
Selamat menghidupi kuasa yang hebat! •
» Pdt. Luisye Sia
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.