Hari Pentakosta menjadi saat yang baik untuk mengoreksi kesalahpahaman kita selama ini bahwa karya Roh Kudus tidaklah terpisah dari karya Kristus, sebagaimana kedua Pribadi ilahi ini tidak pernah terpisah satu dengan yang lain. Di mana ada Kristus di sana ada Roh, demikian sebaliknya. Roh Kudus adalah Roh Kristus sendiri. Roh Kudus menuntun manusia pada Kristus, sebagaimana Kristus hadir di semua ruang dan waktu melalui kuasa Roh Kudus. Keduanya, Kristus dan Roh, menurut penuturan seorang bapa gereja bernama Irenaeus, adalah “dua tangan” Sang Bapa, yang secara bersama-sama mencipta, menyelamatkan, dan memperbarui semesta. Persekutuan Trinitas ilahi selalu menampilkan sekaligus kesatuan dan kemajemukan.
Di dalam bacaan kita minggu ini (1Kor. 12:3-13), kemajemukan dan kesatuan ilahi tersebut ditampilkan secara indah. Ayat 4-6 menampilkan pola yang sama, namun dengan tiga cara berbeda:
Ay. 4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
Ay. 5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
Ay. 6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu …
Kemajemukan yang kita jumpai di dalam gereja dan bahkan dunia harus dilihat dalam perspektif Allah Tritunggal ini. Di satu sisi terdapat “hukum Tiga” (the law of Three). Sebagaimana Allah adalah tiga Pribadi yang majemuk, maka kita bisa menghayati kemajemukan di dalam masyarakat dan semesta. Namun, pada saat bersamaan, kemajemukan itu dibalut di dalam “hukum Satu” (the law of One). Semua yang majemuk itu dipersatukan di dalam kesatuan hakikat Allah Trinitas.
Pasca-Pentakosta, Gereja terpanggil untuk memakai lensa “the law of One” dan “the law of Three” itu dalam memaknai hidup bersama, di dalam gereja maupun seluas semesta. Kita diundang untuk menghargai perbedaan dan mengusahakan kesatuan—diversity and unity. Dengan cara itu, kita terhindar dari “hukum Dua” (the law of Two) yang selalu berpikir biner dan oposisi—terang vs. gelap, benar vs. salah, saleh vs. kafir, dan seterusnya. Selamat merayakan kebaikan Allah yang memberi keselamatan di dalam Kristus melalui kuasa Roh Kudus.
ja
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.